Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Sebelum Semuanya Berlalu

13 Januari 2011   04:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:39 230 0
Untuk teman-teman Kompasiana.com ini ada kejadian yang mungkin bisa diambil hikmahnya (itupun kalau anda mau mengambilnya kalau ndak ya ndak masalah hehehe....).

Inti dari kejadian ini adalah jangan pernah yang namanya menunda kebaikan apalagi perintah Allah SWT

Suatu siang di sudut Jakarta. Puluhan orang berkumpul di sebuah mushalla yang tidak begitu besar. Seusai melakukan shalat Zuhur, mereka bersiap-siap melaksanakan shalat jenazah.

Sebelum shalat jenazah dimulai, imam shalat berkata, ”Para jamaah sekalian, hari ini kita akan menyalatkan salah seorang kawan kita, Si Fulan (nggak perlu disebutkan namanya). Kemarin dia mandi sendiri, namun hari ini harus dimandikan. Kemarin dia memakai pakaian sendiri, namun hari ini harus dipakaikan/dikafani. Biasanya dia shalat sendiri, namun hari ini harus kita shalatkan. Sebelumnya, dia bisa bepergian ke mana-mana sendiri, tetapi hari ini ia harus kita gotong dan antarkan ke liang kubur.”

Alangkah cepat semuanya berlalu dan betapa tidak terduga datangnya maut. Karena itu, Nabi kita mengingatkan setiap Muslim agar jangan lalai (artinya selalu waspada). Beliau bersadba, ”Jagalah lima perkara, sebelum datang yang lima. Hidupmu sebelum matimu, sehatmu sebelum sakitmu, mudamu sebelum tuamu, kayamu sebelum miskinmu, dan lapangmu sebelum sempitmu.” Artinya anda diminta selalu berfikir jauh kedepan (future oriented), karena kalau itu semua terjadi yang lain hanya mengatakan kasihan sekali si........

Sudah jadi tabiat dan kebiasaan manusia mudah mengabaikan apa-apa yang ada di tangannya. Nikmat sehat baru terasa ketika satu saja anggota tubuh ada yang sakit. Nikmat masa muda baru terasa nilainya tatkala anggota fisik sudah tak berdaya. Nikmat umur dan hidup baru terasa sangat berharga manakala malaikat maut datang menjemput.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun