Seperti yang baru-baru ini viral di internet, warga desa Baran Kauman kecamatan Ambarawa menemukan belasan bongkahan batu yang diduga peninggalan kerajaan Majapahit.
Tak sulit untuk bisa mencapai lokasi. Perjalanan sekira 30 menit dari Kota Semarang, dari pertigaan Toko Pauline Ambarawa belok ke arah kanan kira-kira 3KM. Gapura besar bertuliskan Baran Kauman terpampang di ujung kampung pinggir jalan raya Ambarawa-Bandungan.
Saya mencari informasi dari penduduk sekitar mengenai keberadaan benda-benda temuan. Oleh warga setempat disarankan untuk menemui pak RW, tapi sayang beliau sedang ada kegiatan di luar rumah, jadi saya langsung ke ketua RT setempat.
Ketua RT yang bernama pak Yusron menemani saya datang ke lokasi penemuan batu purbakala. Melewati gang kecil menuju ke arah Makam Ki Bagus Gunung, beliau banyak bercerita mengenai penemuan benda-benda purbakala itu.
Bahwa awal dari penemuan benda-benda yang diyakini sebagai peninggalan purbakala ini adalah dari upaya renovasi oleh warga setempat atas cungkup dan Makam Ki Bagus Gunung. Akan tetapi saat menggali tanah untuk pondasi di bagian barat makam batu-batu ini terlihat. Sehingga oleh warga sekitar makam, batu-batu ini diangkat dan dibersihkan, dan ditata di sekitar makam.
Tak disangka kabar penemuan batu-batu purbakala ini dibagikan oleh seorang warga ke media sosial sehingga mengundang orang-orang dari balai konservasi cagar budaya kabupaten Semarang datang meninjau lokasi.
Sebagaimana informasi dari pak Yusron (54), bahwa bebatuan candi di Baran Kauman itu ditemukan warga saat merenovasi makam Mbah Bagus Gunung. Batu-batu ini termasuk dalam bebatuan yang ada pada periode klasik antara abad 8 sampai 10 Masehi. Yang melukiskan bahwa pada masa itu sudah ada peradaban masyarakat yang maju. di sini
Batu-batu yang diduga peninggalan purbakala itu diketemukan saat warga menggali tanah untuk menambah lebar bangunan cungkup dan diketemukan di kedalaman 25cm.
Di sekitar makam utama yang ada di dalam cungkup juga terdapat makam warga sekitar. Bahkan lokasinya sangat dekat dengan rumah warga. Akan tetapi sebagaimana informasi yang di lokasi, warga tidak merasa terganggu dengan keberaan makam. Karena disamping makan juga ada jalan setapak yang biasa dilalui oleh penduduk setempat.
Sebagaimana informasi dari Helmy (40) seorang warga setempat. Para tokoh masyarakat Baran Kauman sudah merencanakan renovasi perbaikan bangunan makam. Karena di beberapa titik ada yang longsor. Dan saat ini sebagai penunjang keberadaan situs benda purbakala, warga setempat juga sedang merencanakan beberapa fasilitas untuk pengunjung. Misalnya tempat parkir yang representatif dan papan petunjuk arah.
Helmy juga mengungkapkan bahwa di makam ini setiap malam Jumat pon selalu ada acara doa bersama yang diikuti oleh masyarakat sekitar. Dan pada hari-hari tertentu juga dikunjungi oleh warga dari berbagai kota di luar Baran.
Penemuan batu purbakala di Baran Kauman seperti menjadi tambahan daya tarik orang-orang untuk datang. Sehingga bila situs ini dikembangkan, di masa yang akan datang pasti akan mengundang para pengunjung wisata ziarah dari berbagai kota. Dan dengan demikian akan menjadi sumber ekonomi bagi masyarakat sekitar yang menyediakan berbagai keperluan bagi para pengunjung.