Mantra digunakan sebagai jalan pintas untuk menyelesaikan berbagai persoalan kehidupan, dan ada sebagai sebuah sugesti diri sendiri untuk menghimpun kekuatan psikologis.
Pada jaman dahulu saat masyarakat Jawa masih sangat kental dengan kehidupan dinamisme dan animisme, japa mantra merupakan kebutuhan pokok yang akan membantu seseorang untuk mencapai tujuannya.
Saya memiliki seorang tetangga yang piawai menaklukkan balita agar bisa melepas susuan pada ibunya hanya dengan media makanan atau minuman. Ia komat-kamit merapal mantra dan meniupkan pada makanan dan minuman, lalu setelah makanan atau minuman dinikmati si bocah, maka lupalah si bocah pada nenen ibunya.
Dalam ilmu supranatural juga dikenal mantra-mantra gaib yang mampu membuka tabir penglihatan seseorang akan keadaan sebuah alam antah berantah, dan orang yang "aura penglihatannya' telah dibuka, akan mampu menyaksikan fenomena makhluk gaib dengan mata telanjang.
Sebagaimana teori filsafat, bahwa hitungan hitungan tertentu bisa mempengaruhi kondisi metafisika, maka japa mantra merupakan sebuah formulasi kata dengan ukuran-ukuran tertentu sehingga mampu mengubah sebuah pola pandangan manusia terhadap sesuatu yang tak lazim menjadi biasa.
Seorang indigo diyakini mampu melihat masa depan bahkan masa lalu seseorang hanya dengan melihat mata, garis tangan, atau saat menerima jawaban dari sebuah pertanyaan. Sehingga ia mampu merefleksikan sebuah gambaran gaib berupa simbol-simbol bayangan sebagai sebuah kejadian yang bisa dicerna secara nyata.