Menyingkap pilu
Dalam derai air mata tertahan..
Kehormatan aku sudah tak punya
Aku hanya punya harapan dengan sekerat daging pemberian Tuhan
Anakku, ibuku...
Mereka menungguku di puncak harap
Membawa beras dan telor untuk hidup esok..
Kini..
Gelombang tak bertuan itu datang..
Menutup semua mata rantai hubungan..
Uang.. pertemanan.. dan Cinta semalam..
Rasanya sudah hari ke sekian sejak gelombang itu datang..
Menghempas apapun..
Merampas hak hidupku yang tidak seberapa..
Tapi aku bisa apa melawan corona?