Wisata, travel, hotel, kuliner malam, mal, tempat hiburan, agen perjalanan, adalah usaha yang paling terpukul dalam kondisi saat ini.
Saya barusan mengobrol dengan seorang teman yang memiliki usaha perjalanan wisata, dia bercerita bulan ini harus menanggung beban financial yang tidak sedikit. Gaji karyawan, sewa gedung untuk kantor, dan biaya operasional serta urusan dokumen banyak menyita simpanannya.
Perjalanan Umroh, wisata eropa timur, dan wisata tujuan beberapa tempat di Asia terpaksa harus di- resceduling karena merebaknya corona.
Padahal para customer baru membayar uang muka, dan berencana untuk melunasi menjelang keberangkatan. Sementara semua biaya uang muka akomodasi, serta tiket untuk masuk lokasi wisata termasuk biaya untuk guide di tiap negara sudah dibayarkan pada penyelenggara di masing-masing tujuan.
Dan saat inilah ia merasa sedih. Menjelang keberangkatan semua rencana perjalanan dibatalkan. Karena hampir semua bandara tujuan menutup akses kedatangan dari luar negeri. Bahkan Arab Saudi sudah mendahului.
Sehingga semua rencana yang telah matang, harus berakhir dengan kekecewaan.
Kawan saya yang lain seorang pemilik beberapa bus wisata. Bulan ini harus rela menelan pil pahit. Semua rencana perjalanan ziarah selama dua bulan menjelang bulan puasa harus dibatalkan karena lokasi tujuan ditutup dan tak ada ijin untuk memasukinya.
Beberapa kawan di Bandungan yang bekerja di hotel dan restoran juga mengeluh dengan situasi sekarang ini. Apalagi pemerintah sudah menutup 40 lokasi wisata di Jawa Tengah termasuk yang ada di Bandungan.
Sehingga tak ada lagi tamu yang datang.
Even Organizer juga harus menerima kenyataan pahit. Larangan Kepolisian untuk tidak mengadakan acara yang melibatkan orang banyak, membuat semua rencana berantakan. Yang efeknya juga dirasakan oleh pemilik katering, solo orgen, bahkan tukang dekor.
Saya sebagai penyedia layanan katering juga merasakan imbasnya. Sebenarnya di bulan ini saya mendapatkan pesanan siomay 8 tempat untuk menu resepsi.
Tapi semua sudah dibatalkan oleh pemesan karena tak mungkin menyelenggarakan pesta pernikahan dalam kondisi sekarang ini.
Ini memang masa keprihatinan bagi semua orang. Efek merebaknya virus corona dirasakan hampir di semua linj kehidupan.
Terutama pada sisi ekonomi yang makin tergerus karena gerakan masa yang dibatasi.
Kita semua tak bisa menyalahkan siapa-siapa sebab yang terkena imbas hampir semua orang.
Tapi kita semua harus patuh pada kebijakan pemerintah. Agar virus corona segera berlalu sebab kita semua tak bisa memaksakan kehendak.
Memang saat ini kita merugi karena banyak sumber ekonomi harus berhenti sejenak agar virus corona bisa segera lewat.