Ritual ini dilakukan oleh ibu bayi 8 bulsn dengan menuntun sang anak untuk menapak di atas tanah.
Di tempat asal kami, dahulu masih banyak keluarga yang melakukan tradisi ini. Terutama para priyayi, orang kaya, juga para pejabat.
Tedhak siten dilakukan bila anak balita belum pernah menginjak tanah, dan ritual itu dilakukan untuk mengawali anak-anak dalam berinteraksi dengan bumi di mana menjadi tempat berpijak.
Dalam ritual tedhak siten dimunculkan berbagai simbol sebagai harapan bagi pranatan kehidupan si bocah, dengan melalui berbagai tahapan ritual yang dipimpin oleh seorang dukun bayi.
Pagi hari setelah si kecil dimandikan, lalu duduk melingkar di atas tikar bersama seluruh keluarga besar dan tamu undangan.
Si bocah duduk bersama ayah ibu dan siap mengikuti ritual.
Setelah sang dukun bayi sebagai pengendali acara menyampaikan urutan ritual beserta doa-doa, dimulailah acara tedhak siten
1. Menginjak jadah tujuh rupa
Jadah adalah makanan khas pulau jawa, berasal dari beras ketan yang dikukus, diberi parutan kelapa dan digilas lalu dibentuk persegi dengan 7 warna. putih, merah, hijau, kuning, biru, coklat, dan ungu.
Ibu menuntun si bocah berjalan di atas jadah dimulai dari jadah yang berwarna gelap, jingga lalu terakhir ke jadah yang berwarna terang atau putih. Sebagai simbol doa bahwa dalam perjalanan hidup akan menghadapi Sebuah proses yang akan berakhir dengan terang dan diketemukan jalan.
tujuh warna juga merupakan simbol dari akronim pitu yang bermakna pitulungan. Bahwa dalam kehidupan pasti akan ada pertolongan Tuhan dalam setiap langkah kehidupan.
2. Menaiki tangga berupa tebu wulung
Tebu berwarna kuning dibuat menjadi semacam tangga yang diikat kuat menggunakan welat (tali bambu) yang sangat kuat dan disandarkan pada tembok, atau disangga oleh ayah si bocah.