Perhitungan-perhitungan secara detail dalam memilih bidang usaha kuliner memberikan efek secara berkelanjutan pada para pelanggan sehingga tercipta sebuah hubungan yang loyal antara pengusaha dengan pelanggan.
Secara umum para pelanggan melihat perbedaan yang menjadi ciri khas sebuah produk sebagai daya tarik tersendiri. Di mana ciri ini melekat menjadi semacam identitas bagi sebuah produk yang dijadikan pelanggan saat memilih kuliner yang hendak dibeli.
Saat ini bisnis kuliner tampil menawan dengan berbagai etalase yang memikat. Baik jenis kuliner, tempat, fasilitas, pelayanan, kemasan, harga, bahan utama, dan sebagainya.
Tapi pada dasarnya ada 3 hal utama yang menjadi patokan para pelanggan untuk menikmati sebuah kuliner. Baik berdasarkan kebutuhan maupun keinginan.
Pangsa pasar atau target penjualan juga menjadi hal penting yang perlu diperhatikan agar sebuah bisnis kuliner tetap bisa eksis dan mampu bertahan bahkan mengembangkan sayap.
Saat sebuah bidang kuliner sudah melegenda, maka pelanggan sudah tidak lagi memperhatikan soal harga. Sebab rasa dan kenyamanan yang didapat saat menikmati sebuah kuliner, menutup pertimbangan harga. Berapapun harganya tetap dibayar oleh pelanggan.
Beberapa pelanggan memang mempertimbangkan harga makanan saat menikmati kuliner. Jadi tak ada salahnya bila kita hendak membuka usaha kuliner memperhatikan aspek ini. Riset terhadap harga makanan yang sama disekitar lokasi bisa menjadi pertimbangan saat kita hendak menetapkan harga suatu produk.
Kenyamanan saat menikmati kuliner juga seringkali menjadi pedoman para penikmat saat memilih kuliner. Selain memperhatikan pelayanan, kebersihan, keberadaan sarana pendukung seperti toilet, jaringan wi-fi gratis dan musholla juga patut diperhitungkan.
Akan tetapi usaha kuliner dalam bentuk rumah makan atau restoran memang berbeda dengan model kaki lima.
Sebab untuk pedagang kaki lima dengan konsep bongkar pasang lebih mudah dan membutuhkan biaya operasional lebih sedikit ketimbang membuka warung rumahan atau restoran.
Usaha kuliner kaki lima cukup mengandalkan kualitas dan harga makanan, serta pelayanan sudah memenuhi kriteria layak didatangi dan dicoba. Untuk pedagang kuliner kaki lima juga tidak membutuhkan kelengkapan mushola, jaringan wifi atau toilet.
Lalu apa saja yang patut diperhatikan saat hendak memulai usaha kuliner kaki lima?
1. Personality / Kepribadian
Jangan remehkan pelayanan ramah terhadap pelanggan. Muka masam dan cemberut saat melayani pelanggan akan menjadi bahan pertimbangan saat hendak pelanggan hendak kembali lagi. Saya sering mendengar pelanggan yang curhat saat mendapat pelayanan kurang memuaskan dari sebuah warung kuliner sehingga ia tak mau lagi datang kembali.
Slogan "can you smail can you sell" tetap berlaku sampai kapanpun dan dalam bentuk penjualan produk apapun
2. Tetapkan Harga yang Wajar
Setiap pembeli selalu punya pedoman harga minimal dan harga maksimal untuk tiap makanan. Jadi jangan menjual makanan terlalu murah atau terlalu mahal. Kalau terlalu murah anda akan rugi karena tidak sesuai dengan ongkos produksi.