Tema apa yang anda kuasai dalam ilmu filsafat?
Logika, Epistimologi, Etika, Estetika, Metafisika, atau mungkin anda menciptakan sendiri sebuah cabang ilmu filsafat tanpa terpaku pada definisi dan kategori di atas?
Bila anda penikmat pemikiran filsafat, maka anda layak menikmati sajian Prof. DR. Apollo Daito.
Sebagai sesama Kompasianer saya sering berkunjung, tapi karena terbatasnya alur pemikiran, saya tak sanggup mencerna apa yang disuguhkan oleh Prof. Apolllo.
Membaca artikel beliau, seperti membaca puluhan buku materi kuliah yang berjilid-jilid dan saya tak sanggup untuk melakukannya.
Konsep logika berfikir taktis yang beliau gunakan untuk menyusun kalimat-kalimat melampaui otak saya. Bahkan cenderung melemahkan daya fikir karena tak bisa dipahami begitu saja dengan narasi-narasi sederhana dalam berfikir.
Secara keseluruhan, artikel beliau mengandung jutaan makna dengan konsep dan pemaknaan simbolis maupun realita. Tapi saya tetap tak mampu mencerna bagian demi bagian kalimat yang tersusun karena tidak ada sinkronisasi apa yang saya baca dengan imajinasi yang biasanya bisa didapat secara stimultan mengikuti alur cerita.
Andaikan saja narasi-narasi itu bisa tersusun lebih sederhana saya mungkin bisa sedikit memahami.
Ide berfikir Prof. Apollo mengalir deras laksana air bah. Mematahkan konsep-konsep kemapanan dengan balutan kerisauan yang dalam.
Saya menukil sebuah paragraf dari artikel beliau yang di publish sore ini
"Sampai batas tertentu, segala sesuatu yang telah dikatakan sejauh ini diulangi lagi: Bagi Heidegger, dalam keberadaan dan pada waktunya, "melampaui petunjuk tidak mengarah kepada Tuhan, tetapi ke ketiadaan. Saat ini, seperti di masa lalu, manusia mengalami dan mengalami bahwa ia mengalami dari dirinya sendiri bahwa ada sesuatu yang lain daripada dirinya sendiri, tetapi tidak ada lagi alasan baginya untuk melihat yang lain dalam Tuhan yang jauh, itu adalah akhirnya tidak ada"
Selain narasi di atas ada lagi ribuan tema yang bisa anda nikmati di akun Prof. Apollo
Saya akan bertanya kepada para pembaca, bagaimana anda memahami setiap rentetan kalimat yang beliau tulis sebagai sebab narasi yang bisa dipahami secara mudah?
Membangun pemahaman dari nol sampai ketidakterhinggaan memang membutuhkan sebuah proses panjang. Sehingga tercipta sebuah kemapanan berfikir dan bisa memahamkan informasi serta mampu mengelolanya sehingga tercipta sebuah konstruksi pemahaman secara holistic.
Saya tak bermaksud untuk condong pada aliran pemikiran filsafat apapun. Sebab untuk memahami aliran filsafat berdasarkan para ahli, dibutuhkan sebuah proses perenungan yang dalam sehingga terbentuk sebuah pemahaman yang dalam.
Sebuah proses dialektika pasti akan muncul sebagai reaksi atas sebuah reduksi pemahaman. Saya berharap Professor Apollo Daito berkenan menanggapi..
Salam hormat, Wassalam... .