Bila benar film horor Chucky yang mengilhami pembunuhan balita di Sawah Besar Jakarta baru-baru ini, maka para orang tua patut waspada dengan apa yang menjadi konsumsi tontonan anak-anak mereka.
Sebuah sebuah film, apalagi ditonton secara berulang, akan membekas dalam memori dan mendorong penonton untuk melakukannya.
Jangankan anak-anak, orang dewasa saja menonton film BF secara berulang akan membuat ketagihan dan selalu ingin mengulangi. Bahkan dalam dirinya timbul keinginan untuk meniru adegan dalam film yang dilihatnya.
Persepsi meliputi semua sinyal dalam sistem saraf, yang merupakan hasil dari stimulasi fisik atau kimia dari organ pengindra. Lihat di sini rinciannya.
Kesan yang diterima otak membentuk sebuah gelombang pemahaman yang disebut obsesi yaitu gangguan jiwa berupa pikiran yang selalu menggoda seseorang dan sangat sukar dihilangkan, lihat di sini
Daya pikat berupa persepsi dan obsesi inilah dalam bisnis dimanfaatkan oleh produsen iklan visual untuk memasarkan produk. Sebab secara psikologi seseorang akan lebih tertarik dengan iklan visual gambar yang bergerak daripada sekedar gambar mati atau berupa pesan tertulis.
Tanpa disadari sebuah kebiasaan melihat sesuatu yang menarik, akan membuat seseorang tak sadar untuk melakukannya.
Awal-awal YouTube dibuat, para pengguna boleh membuat video apapun. Bahkan di awal youtube diakuisisi oleh Google pada tahun 2011, masih banyak video dengan genre kekerasan, seksual, sadisme, bahkan menjijikkan bertebaran di YouTube.
Akan tetapi mengingat youtube sangat digemari anak-anak, maka dengan dalih melindungi anak-anak, video dengan genre seperti itu dihapus dan tak boleh lagi ditayangkan di youtube.
Sebab suatu kali pernah terjadi, seorang anak tewas saat melompat dari atas pohon, gara-gara menirukan sebuah adegan di youtube.
Persepsi dan obsesi adalah faktor yang paling kuat menjadi dorongan saat melakukan sesuatu. Motif bisa berkembang saat seseorang melihat sesuatu dan bereaksi dengan cepat baik tindakan baik maupun tindakan buruk.
Secara tidak langsung otaknya akan bergerak cepat dan segera mengambil tindakan atas reaksi yang didorong oleh keinginan Yang sangat kuat. Apalagi, sebagaimana ditulis di banyak media, NF sebelumnya hobi menyiksa binatang bahkan melukiskan sebuah kengerian dalam gambar -gambar yang dibuatnya.
Seorang anak yang mendapatkan kasih sayang dan perhatian secara penuh tidak mungkin melakukan hal yang butuh keberanian dan terkesan mengerikan. Apalagi kalau orang tuanya benar-benar mengontrol tingkah laku anaknya.
Kisah tentang gadis pembunuh yang masih berusia 15 tahun ini, memang belum ada keterangan pasti mengenai orang tua si bocah. Baik yang dibunuh maupun yang membunuh karena berita yang ada di internet baru sekitar tkp, cara ia membunuh korban, menyimpan jasad di lemari pakaian lalu lapor sendiri ke polisi.
Yang menarik bagaimana mungkin seorang bocah yang baru berusia 15 tahun mampu melakukan semua ini seorang diri bahkan lapor polisi?
Kita masih menunggu perkembangan selanjutnya dari kasus ini