Detak sepatu tinggi lancip masih bisa lewat menyusup sebagian telinga yang sudah hingar bingar oleh dentuman musik, entah dari aliran apa, tapi enak juga kalau di buat goyang. Gelapnya ruang tamu tak bertuan sudah menjadi tabir pembungkus dari wajah-wajah menggelikan, aku bahkan tak tahu, sedang meringis atau menyeringai mereka, tapi mungkin meringis kesakitan, sakit melawan hantaman tabuh yang bertalu-talu, sakit menahan lapar cinta yang akan semakin menjauh, sakit menghadapi kenyataan, bahwa mereka tidak boleh sakit, apapun.
KEMBALI KE ARTIKEL