Sebulan ini, candu itu disajikan tiap malam, sungguh suatu nikmat yang luar biasa bagi para pecandu itu, ibarat mendapat durian runtuh, ibarat mendapati surga yang selama ini hanya di angan-angan. Ya, candu itu adalah sebuah bola yang disepak-sepak oleh 24 orang di lapangan persegi panjang. Bagi non pecandu, pasti akan mencibir, bahkan senyum sinis, ah... gitu aja kok sampe jadi kecanduan...
Gegap gempita World Cup 2010 yang dihelat di Afrika Selatan, terlepas dari segala kontroversinya, bukan sekedar persta para pecandu bola, tapi banyak hal dapat didapat, begitu kompleks faktor-faktor yang bermain di dalamnya, karena ini bukan pentas bola kelas kampung atau sekelompok anak kolong jembatan, tapi adalah pentas lintas budaya, ras, negara, ideologi, dan bangsa.
Nikmati saja, karena candu satu ini masih lebih baik daripada nonton sinetron apalagi infotainment para selebriti yang tidak mendidik. Ehm, jadi inget, barusan ada komentar dari temen "mending membunuh karakter satu orang daripada membunuh otak anak-anak karena ulahmu", ya itu tadi karena saking gemasnya mendengar seorang oknum artis membela diri karena "koleksi pribadi"nya jadi tontonan orang sejagad.
JABULANI,... buat para pecandu-pecandumu ini terpuaskan.... VIVA WORLD CUP 2010!!!