* "Bapak mau nembak orang mas (nama saya)....!!" dengan suara tinggi sambil berkemas-kemas.
"Siapa yang mau ditembak pak?" tanya saya lagi dengan apa adanya, Saya tahu banget, karena beliau angkatan '45, pasti sudah ikut perang dan sudah pernah nembak orang, tapi orang Belanda tentunya....
." Si Anu....! " (menyebutkan sebuah nama seseorang), yang setahu saya nama tersebut adalah salah satu komandan di kesatuan bapak. Sebagai anak-anak, hanya sebatas itu saja yang saya lakukan, sementara berbagai perasaan campur aduk di dalam hati ; "Ada masalah apa ya?", "Bgmn kalau yang ditembak meninggal dunia?", " Kalau Bapak masuk penjara, keluarga bagaimana ya?"
* Beberapa hari kemudian, tanpa saya bertanya, bapak menceritakan latar belakang kejadian yang sebenarnya. Bahwa, beberapa hari sebelumnya bapak diminta oleh pemilik losmen (kami sekeluarga tinggal di sebuah losmen di Jakarta, karena tidak kebagian rumah dinas) agar meninggalkan losmen. Alasannya dari pihak kesatuan sudah beberapa bulan tidak pernah membayar uang sewa. Dari hasil penyelidikan bapak , yang menggunakan uang itu adalah oknum yang bernama si Anu tadi.
* Singkat cerita, bapak mengurungkan niatnya karena beberapa alasan :
- Diingatkan oleh ibu dan kakak-kakak saya
- Masih ingat akan nasib anak-anaknya apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
- Masih sadar negara kita adalah negara hukum
* Kesimpulannya, pada saat itu (sekitar tahun '70 an) ternyata sudah ada yang namanya korupsi. yang sampai sekarang masih kita perangi bersama. Saya tidak tahu, apakah sebelum tahun 70'an sudah ada juga yang namanya korupsi......, atau jangan-jangan dari jaman kerajaan dulu sudah ada ya?