Tidak hanya itu, ada satu momen yang masih saya ingat sampai hari ini ketika Dosen Wali saya bertanya berapa IPK akhir yang ingin saya capai ketika lulus nanti. Lagi-lagi saya tidak mempersiapkan diri dan memberi jawaban asal dengan mengucapkan, "2,75".
Sadar atau tidak, ternyata peristiwa di awal perkuliahan itu menentukan hasil akhir perkuliahan saya di sebuah perguruan tinggi negeri di kota Bandung. Ya, saya lulus dengan IPK akhir 2,81. Sedikit diatas IPK jawaban saya di awal ketika menyusun Kartu Rencana Studi bersama Dosen Wali.
Setelah beberapa waktu saya baru mengetahui bahwa apa yang saya katakan tentang IPK akhir yang ingin saya capai itu disebut dengan afirmasi. Ah, seandainya saya mengatakan , "3,25" pasti hasilnya tidak akan jauh dari situ. Bisa ya, bisa tidak. Tapi saya percaya hasilnya memang akan tidak jauh dari situ. Belajar dari pengalaman hidup tersebut, akhirnya secara tertib saya mencoba menerapkan 'Goal-Setting' dalam kehidupan saya.
'Goal-Setting' ini saya buat dalam kurun 1 tahun, dan biasanya dipersiapkan di awal tahun. Caranya sederhana, saya melatih diri saya untuk menulis 5 hal yang ingin saya capai di tahun tersebut. Pencapaian yang dimaksud, bebas, bisa dalam area personal, finansial, karir, hobi dan lain sebagainya.
Tidak terasa, saya sudah menerapkan kiat ini selama kurang lebih 9 tahun dan hasilnya benar-benar efektif. Tidak satu pun tahun yang saya lewati berlangsung sia-sia, dan saya selalu mendapatkan 75% hal yang saya inginkan di tahun tersebut.
Percaya atau tidak, silakan Anda mencoba sendiri.
Salam!