Saat ini ada lahan salah satu petani di Daerah Desa Pademawu Timur yang masih belum panen, dikarenakan tanam padi diakhir musim. Di tempat itu, petani bingung bagaimana caranya mengendalikan hama tikus. Maka dari itu Tim Pengandian Masyarakat dari Fakultas Pertanian Universitas Islam Madura melakukan kegiatan penerapan teknologi pengendalian hama tikus.
Ketua Tim Pengabdian Moh. Ramly, M.P menyatakankan teknologi TBS untuk tikus ini merupakan hal baru di Madura, yang mana efektif mengendalikan hama tikus yang ramah lingkungan dan berdampak jangka panjang.
Anggota tim Iswahyudi, M.Si menambahkan, Trap Barrier System (TBS) merupakan teknik pengendalian tikus dengan prinsip memasang pagar pelindung di lahan padi dan perangkap tikus.
Saat ini, TBS yang diterapkan dengan keliling lahan adalah 160 meter. Tanaman dipagari dengan plastik mulsa setinggi 1,2 meter, dimana bagian bawah ditambal dengan tanah basah agar rapat sehingga tikus tidak masuk. Bubu perangkap di pasang di dalam sisi pagar plastik. Bubu perangkap dibuat dari kawat ayakan pasir kasar berbentuk kubus dengan sisi-sisi lebar dan tinggi masing-masing 20 cm dan panjang 40 cm.
Di bagian depan bubu dipasang pintu masuk tikus berupa corong dari anyaman kawat memanjang sekitar 12 cm dengan diamater kurang lebih 5 cm yang mengerucut ke ujungnya. Pintu untuk mengeluarkan tikus yang tertangkap ada di bagian belakang bubu.
Sistem kerja TBS adalah “Tikus akan masuk ke TBS karena mencari padi yang mengandung pati/karbohidrat sebagai kebutuhan pakan pokok guna tikus berkembang biak.”
Bubu berangkap di pasang sore hari dan diperiksa pagi hari. Tikus yang terperangkap dalam bubu dibunuh dengan cara ditenggelamkan. Menurut Marchel, M.P Anggota tim lainnya. TBS ini cukup efektif, setiap harinya menangkap 1-15 ekor tikus. Jumlah sarang aktif tikus di sekitar lokasi pemasangan TBS juga turun signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa TBS efektif menurunkan populasi tikus di lapangan.
Moh. Ramly, M.P menambahkan, pemasangan TBS efektif mengendalikan hama tikus dengan beberapa catatan.
Yang pertama adalah apabila dipasang dengan benar, baik cara pemasangan, waktu pemasangan dan tanaman padi , yakni padi fase vegetatif awal.
Yang kedua, pola tanam dengan selingan bukan padi dan waktu tanam padi serempak perlu dikembangkan.