Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Medok, Aksen, dan Ngapak: Sebuah Gengsi?

1 Februari 2010   00:46 Diperbarui: 4 April 2017   17:10 729 0

Bagi orang yang tidak terbiasa dengan bahasa Ngapak, bahasa ini akan terdengar lebih cepat dan agak mbingungi untuk didengarkan serta terkesan lucu. Memang. Tapi ada rasa puas tersendiri ketika berbicara dengan menggunakan bahasa Banyumasan ini baik disadari atau tidak. Mungkin karena saya bukan aseli Banyumas, tapi sudah 21 tahun menggunakan bahasa ini, saya jadi punya perbandingan dan bisa melihat dari luar. Ketika pertama kali mendengarkan orang berbicara dengan bahasa ini pada umur 10 tahun, saya hampir tidak bisa mengikuti artinya dan sedikit sedikit bertanya artinya. Sekarang, dialek ini selalu menempel di lidah saya. Pada awalnya ibu saya sempat melarang menggunakan bahasa ini karena terkesan ndesani apalagi kalo berbicara pake kata ‘nyong-nyong’ yang kalo dilihat atau didengar oleh orang Jawa Tengah bagian Timur dibilang wong ndeso. Saya jadi mengerti kenapa Ibu saya ngendiko seperti itu setelah berbincang dengan tokoh budaya Banyumas Ahmad Tohari beberapa bulan yang lalu.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun