Pada dasarnya, era ini telah memudahkan siapa pun untuk menyebarkan informasi palsu atau disinformasi. Media sosial, platform berita palsu, dan teknologi deepfake telah menjadi sarana yang efektif untuk menyebarluaskan narasi palsu. Kebenaran dan kebohongan seringkali tercampur aduk dalam suatu informasi, membingungkan banyak orang.
Polarisasi politik para penguasa memicu perpecahan ideologi yang semakin meningkat dalam masyarakat, di mana individu cenderung mendukung posisi ekstrem dan kurang bersedia untuk berkompromi atau terlibat dalam dialog yang konstruktif. Polaritas ini telah menciptakan lingkungan yang subur bagi disinformasi untuk berkembang, yaitu:
Partisipasi yang ekstrem:Â Individu yang terpolarisasi sering lebih bersedia menerima dan menyebarkan informasi yang sejalan dengan keyakinan yang sudah ada. Bias ini membuat mereka rentan terhadap disinformasi yang memperkuat pandangan mereka yang sudah ada.