Mohon tunggu...
KOMENTAR
Fiksiana

‘Turunkan Soeharto...!!!’ di Depan Asrama

3 September 2013   07:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:27 340 0
Saat itu, tahun 1997, Indonesia sedang mengalami krisis ekonomi dan moneter yang menjadikan kehidupan rakyat semakin berat sangganya. Akibatnya, aksi-aksi protes dan demonstrasi mulai ramai dilakukan oleh para mahasiswa yang menuntut Soeharto turun. Awalnya aksi demo itu dilakukan oleh para mahasiswa di Jakarta. Kami para siswa dari pojok Jawa Timur, tepatnya di kabupaten Jember hpada saat itu awalnya hanya bisa nonton saja aksi dari para senior kami itu melalui televisi yang menyiarkan aksi dan gerakan itu. Sebagai siswa tentu kami paham apa yang disiarkan dan permukaan isu yang dituntuk mahasiswa dan ramainya perdebatan para pengamat itu. Namun peta politik dan apa sesungguhnya yang terjadi, kami masih meraba-raba dan belajar mencoba mencerma apa maksud dari semua gerakan itu. Karena tak kunjung paham, kami pun membuat forum diskusi soal apa maksud dari semua berita yang kami dengan dengan aktor gerakan mahasiswa menuntut turunnya Soeharto itu, tentang reformasi, dan desakan Soeharto harus turun secepatnya meskipun baru saja di lantik sebagi presiden yang ke 7 kalinya. Setelah kami gagal mencerna sendiri antar sesama siswa, kamipun menemui para senior untuk mendapat pencerahan dari mereka termasuk dari para senior di IPNU dan PMII serta lainnya. Setelah mendapat penjelasan mereka, kami pun jadi paham, bahwa rakyat Indonesia sedang menginginkan kehidupan yang lebih baik dalam bidang politik, ekonomi sosial dan budaya. Karena kehidupan yang baik selama pemerintahan Soeharto dianggap semu. Kebebasan politik dan demokrasi yang dikembangkan selama 32 tahun adalah kebebasan politik dan demokrasi yang basa-basi yang pokoknya tak menyenggol kepentingan keluarga dan kroni Soeharto. Bukan kebebasan, demokrasi dan politik yang hakiki sebagaimana yang terjadi di Barat dan dipahami dari pelajaran ilmu politik dan ilmu sosial di kampus-kampus.

Pertumbuhan ekonomi yang katanya stabil dan meningkat juga dianggap semu dan menipu, karenafaktanya masih banyak kemiskinan dimana-mana dan jurang yang dalam antara si kaya dan si miskin di mana-mana. Selain itu, pendapatan Negara dari Sumber daya alam yang melimpah ternyata bukan untuk kemakmuran dan kesejahteraaan semua bangsa dan rakyat Indonesia dengan mengunakan pendapatan itu mulai dari pajaks ampai ekplorasi minyak, gas, emas, batubarad an tambang lainnya untuk membangun jalan, sekolah, rumah sakit dan semua fasilitas umum dan public lainnya. Sebaliknya semua pendapatan Negara yang strategis khususnyad ari migas dan aneka tambang strategis lainnya seperti emas dan sebangsanya hanya buat royokan atau bancaakan bagi para elit perusahaan yang mengelola dengan sistem pembayaran upeti dan setor kepada sang pengusaa yang sunguh kuasa luar biasa. Demikian penjelasan para senior kami itu.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun