Mohon tunggu...
KOMENTAR
Fiksiana

2. Tak Jadi ke Pesantren

14 September 2012   23:40 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:27 188 0

Dua hari setelah silaturahmi pak haji, bapakku tiba-tiba memanggilku seusai salat subuh berjamaah di rumah. Aku pun bertanya dalam hati ada apa gerangan, tak biasa-biasanya bapak begitu. Mesti ada hal penting yang ingin disampaikan kepadaku. Sebab, biasanya sehabis jamaah subuh bapak melanjutkan wiridan dan kadang mengaji Aqur’an yang kemudian diakhiri dengan menyeruput segelas kopi dan sebatang rokoknya di dapur sambil menemani ibuku memasak. Aku pun hanya bisa berharap keputusan terbaik yang akan diberikan bapak kepadaku soal pendidikanku selepas MTs. Sebab, jika akhirnya tetap kepada pendirian bapak semula, aku harus melanjutkan ke pesantren, secara pribadi aku pun tidak masalah. kerena memang aku sudah terbiasa hidup di pesantren ditambah juga sebenarnya di hati kecilku saat itu aku juga masih punya keinginan melanjutkan ke pesantren karena sejak kecil keluarga kami sudah biasa bercerita soal indahnya hidup dan belajar di pendidikan nonformal ini.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun