Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Baru Berumur 9 Hari, Zhafiralgeria Masuk Koran

11 Agustus 2012   14:00 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:56 533 1
Subhanallah ... Pagi itu, Jumat 3 Agustus 2012 (Ramadan Ke 15) seusai sahur kami menengok Zhafira kecilku yang pulas tidurnya. Mamanya langsung mengecek popok dan pampers bayi ketigaku yang baru lahir 6 hari lalu (28 juli 2012) di Ibukota Aljazair, Alger. Saat membuka baju berwarna biru yang menutupi tubuhnya dari dinginnya AC kamar tidur kami, betapa kagetnya istriku, karena tali pusarnya sudah lepas. Tak kuasa dengan rasa senang dan bahagianya itu, aku yang baru selesai salat subuh langsung di panggil istriku untuk mendekat dan melihat langsung. Alhamdulillah, gumamku saat melihat anak ketigaku sudah cuplak atau puputan.

Ini artinya, kami sebagai orang tua sudah harus menyiapkan acara aqekahan untuk Zhafira sebagai formalitas penegasan kepada publik nama anak ketiga kami. Selain itu aqekah juga merupakan ajaran rasululah Saw, jika kita memiliki putra atau putri yang baru lahir dengan menyembelih 1 kambing untuk anak perempuan dan 2 kambing untuk anak laki-laki. Pagi buta saat matahari mulai mengintip belahan bumi di wilayah Afrika Utara kami diksusikan acara aqekah untuk Zhafiralgeria. Akhirnya kami putuskan dengan
berbagai pertimbangan, acara digelar di KBRI Alger dan dibarengkan dengan buka puasa pada hari Senin 6 Agustus 2012 pukul 19.00 sammpai buka puasa, sekitar pukul 20.00 waktu Aljazair.

Sehari sebelum acara kami gelar, Minggu 5 Agustus dengan ditemani supir Pak dubes, aku keliling Alger untuk mencari informasi kambing. Setelah berkeliling dan dengan berbagai pertimbangan, akhirnya kami putuskan mengambil kambil di Bucheri depan wisma KBRI Alger di kawasan Hydra. Selain harga terjangkau toko daging ini juga langganan kami sehingga bisa semakin mengakrabkan dan mudah bawanya. Setelah belanja daging, yang kami ambil esok harinya, aku teruskan dengan belanja fawakih dan masyrubat
(buah-buahan dan minuman). Setelah kami anggap cukup semua kebutuhan belanja, kami pulang ke embassy Indonesia dan melanjutkan tugas rutin dan menyampaikan undangan kepada teman-teman dan kolega yang lain.

Senin pagi, ketika mata ini masih terasa sepet dan lengket karena semalaman begadang bersama Pak Dubes, aku harus paksakan diri untuk ambil air wudlu sebab jam sudah pukul 10 pagi kurang sedikit. Sementara
sebagaimana rendewu (janjian) kami dengan dokter anak, kami harus tiba di RS Elquds tempat lahiran anak kami sekitar pukul 1 siang. Sementara sebelum itu aku harus tuntaskan pembayaran daging kambing yang akan kami masak untuk acara aqekah sore hari. Maka dengan sedikit terhuyung badan ini, aku langkahkan kaki untuk menemui ibu-ibu Alger (Bu Syafika istri pak Budi dan Bu Salima istri pak Thoha) yang siap membantu masak acara akekahan Zhafira.

"Alo pak, bagaimana kabar, kok kayaknya masih ngantuk," katanya setelah kami bertemu di depan apartemen kami dengan bahasa indonesia yang masih medok karena dia emang asli Alger. Setelah basa basi dengan kabar keluarga, aku pun langsung menuju bucheri depan wisma dan kutuntaskan pembayaran daging dan belanja kebutuhan sop kambing dan sate khas alger rasa Bandung dan Rembang, karena dimasak oleh istri-istri dari lokal staf asal Bandung dan Rembang, demikian istriku menyebutnya. Setelah kami anggap tuntas belanja persiapan kami, aku pamit kepada mereka sebab aku harus mengantar istri dan anak-anakku ke Elquds, sementara ibu-ibu Alger ini langsung pulang ke rumah Bu Syafika untuk memulai mengolah daging yang sudah di potong-potong itu.

Sekitar pukul dua siang, seusai memberikan imunisasi perdana kepada Najecha, kami langsung menuju rumah pak Budi. Meski disuntik dan minum obat tetes, Zhafira sepertinya sudah biasa, karena tak ada tangis dan rewel, ahamdulillah. Sesampainya di kuba, rumah pak budi, kami langsung tidurkan Zhafira di kamar dan ibu-ibu mulai merangkai sate dan memasak kebutuhan untuk buka puasa bersama. Sementara Areta dan Hawra langsung bermain dengan anak-anak Pak Budi, Maria, Rendra dan lainnya. Bagaimana dengan aku? mata ini masih tak kuasa menahan beratnya godaan dan badan yang mulai meriang. Kurebahkan sebentar badan ini di kursi tamu ... lep ...

Sekitar pukul 4 sore, aku harus sudah siap-siap karena kami akan membakar sate di kantor. Maka, aku telpon supir taksi langganan, Karim untuk menjemput kami dan membawa masakan yang siap saji ke KBRI. Dan sekitar pukul 5 sore, datanglah Karim dan kami berangkat. Sementara ibu-ibu menyusul setelah kami karena ada beberapa yang belum selesai. Aku sampai di kantor langsung siapkan pembakaran sate yang telah aku pinjam dari lokal staf. Dan sore itu, para tamu pun mulai berdatangan. Alhamdulillah, semua undangan hadir dalam acara itu, termasuk wartawan surat kabar terbesar di Aljazair 'elkhabar' atau 'Kompas'-nya Indonesia lah.

Sekitar pukul 7 sore hari, kami mulai buka acara Akeqahan anak ketiga kami, 'NAJECHA ZHAFIRALGERIA PUTRI HANNIA' pada Senin (6/8/2012) dan sekaligus acara Iftar jamaah (bukabersama) di KBRI ALGER. Acara dibuka dengan susunan acara yang dibacakan oleh ustadz Rohim dan kemudian sambutan singkat oleh ayahnya Zhafira yang saya sampaikan sendiri. dalam pidato itu, saya tegaskan ucapan terimakasih atas kerelaannya menghadiri undangan kami, dan sedikit soal tradisi akeqahan di kampung ketika bayi sudah cuplak. Dan kenapa sholawat yang kami baca, aku lanjutkan penjelasannya, karena setelah  bayi lahir, si bayi langsung dikenalkan dengan kalimat Allah, dengan membaca azan di kuping kanan dan iqomah di
kuping kiri.

Ini adalah bentuk pelaksanaan ajaran rasulullah dimana ketika bayi baru lahir sudah langsung didengarkan kalimat Allah dan sekaligus sebagai implementasi dari konsep 'tholabul ilmi minalmahdi ilallahdi'. Seminggu setelah belajar tentang pencipnya, maka kita ajarkan pula kepada bayi Rasul utusanNYA. Ini biar sejak dini si bayi sudah mengenal konsep tauhid dan posisi rasulullah saw. Ini semua dengan harapan ketika si jabang bayi kecil ketika besar kelak sudah terbiasa mendengar kalimat Allah dan rasulullah sehingga diharapkan nantinya menjadi anak yang solihah, taat kepada Allah dan cinta kepada Rasulnya. Itulah harapan kami dengan acara ini dan kami isi dengan bacaan salawat nabi saat nanti memotong rambut Zhafira. Demikian kami sampaikan sepatah dua kata sambutan singkat saya ...

Setelah selesai sambutan, acara langsung dilanjutkan dengan membaca dibaan dan salawat nabi yang ada dalam kitab Barzanji yang dipimpin oleh pak Buchori. Dan sampai pada mahallulqiyam dibacakan, kami semua berdiri dan aku gendonglah Zhafiraku tersayang untuk di beri madu di mulutnya sedikit sebagai tanda dan isyarat agar kelak kalau besar semua omongan dan bicaranya semanis madu. Dan lalu kami potong rambutnya sebagai isyarat anak ini sudah besar dan sebagaimana sunnah rasul. Pemotongan rambut dan pemberian madu itu dilakukan langsung oleh bapak Dubes LBBP bapak KH Niam Ahmad Salim dan dilanjutkan dengan pemberian doa oleh setiap tamu yang hadir saat kami memutarkan Zhafira menghampiri mereka. Alhamdulillah, acara berlangsung lancar dan sukses yang diakhiri dengan buka bersama dan solat magrib berjamaah. Menu sate, sop kambing, gorengan, es buah, kolak dan surbah (makanan khas Aljazair) pun sudah siap di hajar di meja makan KBRI Alger...

Seusai buka puasa dan makan-makan, seorang teman yang kami undang datang bersama istrinya. Kebetulan dia adalah seorang jurnalis senior koran besar di Aljazair (kompasnya Aljazair), namanya Mustafa. dari obrolan yang kami lakukan malam itu, tak aku sadari di balik prosesi acara yang kami gelar, yaitu mulai dari sambutan saya dan pembacaan shalawat nabi dalam kitab barzanji yang kami gelar membuat dia kagum. Dia lalu tertarik untuk menulis acara yang kami gelar sebagai cultural exchange diantara kedua bangsa. Selain itu, ketertarikan dia juga ini dilandasi oleh hangatnya kami menyambut dia dan ditambah anak ketiga kami bernama ALGERIA. Menurut dia, acara semacam ini merupakan pengetahuan baru, unik dan menarik sehingga dianggap luar biasa oleh Mustafa. Yang lebih khusus ketika dia tahu anak kami yang orang Indonesia asli memberi nama anaknya ZHAFIRALGERIA. Maka dengan nalar dan isnting jurnalisnya, dia berikan kejutan kepada kami dengan menulis berita di medianya, yang berjudul Andunusi Yusamma Ibnatahu Bi Algeria 'Orang Indonesia Memberi Nama Anak Perempuannya dengan Nama Algeria' ... Esok harinya, kami dibuat terkaget-kaget karena anakku yang masih berusia 9 hari sudah masuk koran terbesar di Aljazair. Karena sejujurnya kami tak tahu malam itu kalau dia mau menulis anakku ...

Semua ini ada kehendakMu ya ALLAH... Hanya syukur dan syukur yang bisa kami haturan dan panjatkan ya Allah ..... Namun di balik semua yang nampak itu, dalam hati kecilku, aku pun bertanya? Pertanda apa semua ini anakku ya Zhafiralgeria .... semoga ini pertanda awal yang baik untuk hidupmu kelak ... amin ... dan semoga Kau nanti tumbuh sebagai anak yang solehah, pintar, cerdas, sehat, kuat, bermanfaat bagi nusa agama dan bangsa serta agama dan selalu berada di jalan ALLAH dan rasulnya Muhammad SAW. AMIN. Allahummaj'al fi awwalihi khoiron wafi ausatihi khoiran wafi ikhirihi khoiron ..... amin. Untuk lebih jelasnya, .... baca tautan berikut ( http://www.elkhabar.com/ar/autres/souk/298186.html#.UCDx2X1wJOk.facebook...) salam hangat dari negerinya Torik Bin Ziyad, sang penebar dan penakluk  Islam pertama di Eropa ( Alger, 19 Ramadan 2012 )

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun