Pola tumpang sari cabai-semangka yang dicoba oleh petani Ketapang ini ternyata cukup berhasil. Tanaman cabai sebagai komoditi utama tidak terganggu pertumbuhannya, sementara tanaman semangka yang “
menumpang” di situ, pertumbuhannya juga sangat baik. Yang kemudian membuat hati petani ini “
berbunga-bunga”, justru tanaman semangkanya yang duluan menghasilkan. Belum lagi dia bisa memanen cabainya, tanaman tumpangsari itu malah sudah berbuah duluan. Raut kegembiraan pun terpancar di wajahnya ketika buah semangka hasil budi dayanya mulai bisa dipanen. Didukung kondisi agroklimat daerah Ketapang dengan cuaca yang sedikit panas, buah semangka yang dihasilkan petani ini pun rata-rata berukuran “jumbo” dengan berat antara 5 – 7 kilogram per buahnya.
KEMBALI KE ARTIKEL