Mohon tunggu...
KOMENTAR
Fiksiana

Mengenalmu (Part 13)

1 Mei 2019   09:03 Diperbarui: 1 Mei 2019   11:08 12 1
Suasana sore memang menjadi waktu yang sangat ku sukai jalan-jalan ke pantai. Menikmati ruang waktu yang kosong tanpa aktivitas. Memandangi langit yang cerah nan indah. Angin sepoi-sepoi menembus bajuku. Affan, seseorang orang menyapanya. Entah siapa gerangan yang telah menyebutkan mamaku. Fitri, perempuan yang telah menyebutkan namaku dari belakang. Dia salah satu teman kampus akrabku.
"Ngapain kamu ke sini Gan," tanya Fitri.
"Biasa Fit menikmati ciptaan Allah."
"Kamu, ngapain ke sini?" Tanyaku balik nanya.
"Sama dengan kamu."
"Suasananya di sini indah iya," tanya Fitri.
"Iya, enak banget."
"Affan, dengar-dengar kamu dekat sama Zahra iya," tanya Fitri.
"Dari mana kamu tahu?"
"Zahra yang bilang kalau kamu itu teman spesialnya dia," lirihnya Fitri.
"Iya, memang dia spesial bagiku."
"Tapi, ada yang selau mengejar dia."
"Loh siapa?" Tanyaku kaget.
"Ada, teman kelasnya katanya. Kalau kamu memang mencintai dia cepatan di khitbah saja biar kamu tenang. Kuliah sambil tunangan itu tidak apa-apa daripada kamu kehilangan mending cepatan di khitbah."

Akupun mulai tidak tenang bahwa Zahrah selalu dikejar oleh teman kelasnya sendiri. Fitri sebagai teman akrab itu tidak pernah bohong dengan ucapannya.

 "Kalau begitu saya akan tindak lanjuti nanti hal ini."
"Cepatan Affan, jangan sampai dia hilang dari genggaman mu."
"Baik Fitri terima kasih infonya."

Senda gurau menghilangkan ke tidak tenanganku. Fitri yang suka berimajinasi selalu membuatku ke tawa. Menyegarkan hati tanpa luka. Kata-katanya selalu membuatku tersenyum.

"Kamu sangat pandai sekali membuat kata-kata menarik perhatian."
"Karena aku ingin selalu membuat orang hidup tenang tanpa galau sedikit pun."
"Kau telah mampu menghilangkan rasa khawatir ku pada Zahra atas kata-katamu itu."
"Memang begitulah targetku untuk menyejukkan hati seseorang yang ada di dekatku."
"Tatapan mu membuat aku terlena atas senyuman manis mu."
"Senyuman ini memang dipersiapkan untuk mu."
"Kenapa demikian."
"Karena hati ini tidak bisa bohong bahwa kau adalah segalanya bagiku."
"Jadi kamu suka padaku."
"Kalau boleh jujur iya. Tapi selama kamu mencintai Zahra biarkan hati ini menunggunya."
"Tidak bisa, kau harus bunuh rasa cinta itu kepadaku."
"Tidak Affan, satu-satunya teman terbaik dalam hidupku ada kamu."
"Jadilah kau teman terbaik ku tapi jangan menjadi kekasih sepesialku."
"Tidak, selama kau masih berhubungan dengan Zahra aku tetap akan bertahan, jika dia lepas darimu rasaku akan hadirkan padamu."
"Oke, tunggulah aku sampai matahari terbit dari ujung barat."
"Sampai kapanpun aku akan menunggumu."

Aku pun langsung meninggalkan teman akrabku sendiri tanpa pamit sekalipun. Fitri hanya tersenyum tanpa ada penyesalan. Memang dia orang yang selalu hadir pada saat aku mulai tidak tenang namun aku tidak bisa memiliki dia sebagai orang pertama dalam hidupku. Biarkan waktu yang mengaturnya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun