Dalam studi Ilmu Hubungan Internasional, mempelajari perdamaian sudah menjadi makanan pokok yang tak akan dilewati. Sebagai mahasiswa Hubungan Internasional, saya telah sering terasupi dengan kata perdamaian dunia, sebab perdamaian adalah tujuan akhir dari semua pelajaran yang diberikan dalam Ilmu Hubungan Internasional.Â
Seperti yang diketahui bahwa Ilmu Hubungan Internasional merupakan ilmu multidisiplin, yang berarti ilmu yang menyerap berbagai macam ilmu lain seperti sejarah, hukum, sosiologi, filsafat, politik, ekonomi, dan berbagai ilmu lainnya, namun tentu dengan menggunakan kacamata politik internasional. Sebelum saya menjadi mahasiswa Hubungan Internasional, sebenarnya saya adalah manusia yang apatis akan dunia perpolitikan. Saya tidak peduli siapa yang akan menjadi presiden Indonesia, apalagi tentang presiden Amerika Serikat, benar-benar bukan urusan saya. Saat mendengar kata politik, yang langsung terlintas dalam benak saya ialah "kotor". Lantas, setelah mengetahui bagaimana dunia politik, apakah saya tidak menganggap lagi bahwa politik demikian? Jawaban saya sampai saat membuat tulisan ini adalah tidak sepenuhnya benar dan tidak sepenuhnya salah. Akan tetapi memang saya menjadi tahu akan pentingnya politik, setidaknya sampai dunia ini masih mengadopsi sistem pemerintahan baik itu kenegaraan maupun kerajaan. Dosen saya pernah berkata, tanpa politik dunia akan hancur. Kok bisa? Bukankah karena politik justru dunia berantakan akibat perang? Lalu beliau melanjutkan, tanpa ada politik maka di dunia tidak akan ada aturan yang mengikat manusia. Jika tidak ada aturan di seluruh dunia, apa yang akan terjadi? Yang terjadi tanpa adanya aturan di dunia adalah berlakunya hukum rimba, dimana yang kuat akan menjadi penguasa dan dapat seenaknya menindas yang lemah tanpa batasan. Sudah memiliki aturan saja, yang kuat masih berkuasa dan yang lemah akan sengsara, apalagi ketika tidak ada aturan. Begitulah kira-kira penggambaran mengenai pentingnya politik. Politik tak bisa dilepaskan dari manusia itu sendiri. Tanpa disadari, politik menjadi bagian dari cara manusia dalam menjalani hidup. Jadi mau sebenci apapun kita sama politik, politik akan tetap ada untuk menjadi tata aturan dalam dunia kita. Walaupun kita membenci wajah kita sendiri karena banyak jerawat, tapi kita juga tidak mungkin mau memotong dan membuang wajah kita. Yang bisa kita lakukan adalah memperbaiki wajah kita dengan cara merawatnya agar jerawat-jerawat yang memalukan itu, bisa berkurang bahkan menghilang selamanya. Masuk dalam dunia Hubungan Internasional yang kental akan politik, berhasil mendewasakan pola pikir diri saya sendiri dalam melihat hidup. Tentu saya tidak sempurna, karena saya juga manusia yang tak luput dari keburukan. Hubungan Internasional mengajari saya untuk menilai segala hal dengan menggunakan perspektif dari pihak-pihak yang terlibat. Bawang Merah dikatakan tokoh yang jahat karena telah memperlakukan Bawang Putih seperti pembantu. Apakah Bawang Merah sudah pasti bersalah? Belum pasti juga. Untuk mengatakan Bawang Merah bersalah, kita harus mengetahui dahulu penyebab dari sikap Bawang Merah tersebut. Jadi pertanyaannya adalah mengapa Bawang Merah bersikap demikian? Jawaban dari pertanyaan inilah yang harus ditelusuri, kemudian menilainya dengan tetap menggunakan akal sehat. Demikian halnya dalam melihat peristiwa-peristiwa dalam ruang lingkup internasional.Â
KEMBALI KE ARTIKEL