Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

SBY Sengkuni dan Durna

27 September 2014   00:40 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:21 200 3
"Saya kecewa dengan proses yang berlangsung di DPR," kataSBY di Washington DC kepada para jurnalis yang mengikuti kunjungannya di Amerika Serikat. "Setelah berjuang keras melalui Panja dan lobi-lobi ternyata tetap saja hanya dua opsi yang di-voting. Saya sebenarnya sudah mengutus utusan khusus agar voting bisa ditunda. Tetapi tetap saja dilakukan voting," lanjut SBY. [caption id="" align="alignnone" width="581" caption="http://static.inilah.com/data/foto/foto/foto20120330164840-news.jpg"][/caption] wow...Dahsyat dan mengharu biru sang master of pencitraan menanggapi hasil sidang pari purna RUU Pilkada dini hari tadi.RUU yang seharusnya bisa dilihat dengan mata telanjang opsi mana yang membela kepentingan rakyat dan opsi mana yang cuma mementingkan kepentingan politik semata.Masyarakat yang sangat menginginkan hak kontitusi mereka tidak dibelenggu dan dibatasi akhirnya harus menelan pil pahit dengan diselenggarakanya Pilkada melalui DPRD. Pada awalnya sebagai masyarakat saya sangat berharap SBY diakhir jabatanya bisa dikenang menjadi bapak demokrasi yang menjunjung azas dari untuk dan oleh rakyat.Namun setelah keputusan sidang pari purna yang diketok palu dini hari tadi dan sandiwara partai Demokrat terbukalah mata saya bahwa beliyau tetap menjadi master of pencitraan selamanya. Ketika di youtube beliyau nyah memberikan stetmen mendukung pemilu secara langsung mulai terasa kebenaran bahwa beliyau seorang yang sangat mementingkan rakyat.Serta deklarasi partai Demokrat yang mendukung pemilu secara langsung meskipun diembel-embeli dengan sepuluh syarat semakin menguatkan kebenaran tersebut.Namun melihat bukti yang sama sekali terbalik seratus delapan puluh derajad terbukalah mata saya siapa sebenarnya beliyau. Melihat kelihaianya dalam memutar balikan dan bersinetron ria dalam kasus sidang pari purna ini saya mulai bertanya mungkinkah pledoi serta tuntutan yang disampaikan Anas urbaningrum adalah suatu kebenaran.Apakah semua yang disampaikan Sri mulyono di kompasiana ini juga adalah kebenaran bahwa Anas hanyalah tumbal kerakusan kekuasan? Bukan tidak mungkin hal itu adalah benar adanya dengan melihat akrobat politik yang dilakukan Demokrat beserta SBYnya. Namun disisi lain saya merasa heran dengan apa yang dilakukan oleh Puan maharani.Mengapa harus mengikuti SBY dan partai demokrat dengan mencitrakan diri dan lanjutkan voting yang sudah gamblang akan hasil akhirnya.Mengapa beliyaunyah tidak melakukan wolk out juga seperti biasanya.Akan sangat berbeda hasilnya ketika PDI-P HANURA dan PKB melakukan hal yang sama dilakukan partai Demokrat.Kemungkinan besar dan besar kemungkinan acara sidang tersebut ditunda dan tidak menutup kemungkinan dilanjutkan ke persidangan yang lain sehingga di bahas kembali oleh anggota DPR yang baru dilantik. Jangan bodohi kami dengan slogan"atas nama rakyat".Kami sudah muak dengan istilah dan slogan tanpa bukti riel.Kami ingin bukti dan bukan janji palsu dan sekedar mencitrakan diri. Saat ini Masyarakat sudah melek siapa yang benar-benar bisa mewakili mereka .Namun ketika semua hanya sebuah pencitraan,masyarakat yang akan menjadi hakim dari tingkah laku palsu para wakil yang tidak mewakili namun hanya mengakali.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun