Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Saya Kapok Nulis tentang Jokowi

31 Januari 2014   07:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:18 683 2
Dua hari lalu, di luar dugaan tulisan saya masuk daftar ternding articels. Untuk seorang newbie hal ini sangat mengejutkan. Saya tidak menyangka ada begitu banyak orang yang membaca dan menanggapi isi tulisan saya. Bukannya saya tak serius menulis, tapi saya merasa belum siap saja menampung semua hal tersebut.

Sebagai pendatang baru, saya merasa masih amatir dan belum profesional. Saya sangat suka melihat counter jumlah pembaca. Kalau tulisan saya banyak dibaca, tantu hati akan gembira. Sembari saya pamerkan ke pacar teman saya, hehe.. Bandingkan dengan penulis senior yang lebih mengutamakan isi dan kualitas tulisan daripada sekedar melihat jumlah pembacanya.

Tapi yang terjadi dua hari kemarin itu sungguh di luar dugaan. Tulisan saya ini (http://politik.kompasiana.com/2014/01/29/akankah-jokowi-mendirikan-partai-baru-sendiri-631368.html) langsung mendapat respon ratusan pembaca dalam waktu singkat. Ada juga  komentar yang masuk. Ada yang 'nyambung', tapi banyak juga komentar yang bernada sinis. Malah saya merasa seperti membuat arena pertarungan antara pihak yang dicap sebagai 'jokowi lovers' dan pasukan nasi bungkus. Entah apa maksudnya pasukan nasi bungkus, saya juga tak banyak tahu.

Sebagai pemula, saya merasa belum siap mental menerima tanggapan sedemikian besar. Jika tulisan saya sebelumnya hanya dikomentari paling banyak tiga orang, tulisan yang ini mencapai 50 orang yang memberikan tanggapan. Saya bingung meresponnya.

Akibatnya saya seperti hilang kendali. Keseimbangan saya goyah memikirkan hal tersebut. Bahkan pacar teman saya itu menasehati saya untuk menutup sementara akun kompasiana saya. Tapi saya masih terus saja terbayang-bayang. Antara trending articels, komentar-komentar sinis dan juga jumlah pembaca selalu membuat saya tak bisa berfikir fokus.

Hah, rasanya saya kapok menulis tentang Jokowi. Sebagai public figure paling diburu kamera, Jokowi menjadi fenomena tersendiri. Selalu hot. Ada yang memujanya, tapi ada juga yang memakinya. Entah apa yang melandasi perilaku keduanya. Itu urusan masing-masing. Hanya saja, jangan sampai emosi kita terpancing terlalu jauh. Bolehlah masing-masing berpendapat. Tapi kendalikan diri agar suasana tetap dingin dan tidak menimbulkan gejolak.

Dan akhir kata, saya ucapkan banyak terima kasih kepada kawan-kawan yang sudah mengapresiasi tulisan saya. Semoga saya semakin dewasa dalam menulis setelah mendapat pelajaran dari Pak Jokowi :D

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun