Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Indonesia Berubah dengan Prabowo/Jokowi, Mimpi!

8 Juni 2014   00:45 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:47 65 0
Rakyat disuguhi sandiwara politik pemilihan presiden (Pilpres). Pasangan Prabowo-Hatta face to face dengan pasangan Jokowi-JK. Kampanye positif dan negatif tak terelakkan. Tapi kampanye negatif justru yang banyak muncul ke permukaan.

Padahal jika mau jeli dan ingat sedikit saja terhadap perjalanan para kandidat presiden ini, Prabowo maupun Jokowi sebenarnya satu kongsi. Mereka satu perahu. Pikirannya sama. Kalau tidak sama, mana mau Prabowo menggandeng Jokowi untuk menjadi gubernur DKI Jakarta? Bisa dikatakan, Prabowo ada di belakang Jokowi.

Maka, tidak aneh pula ketika pasangan ini diminta mengajukan visi dan misinya, nyaris visi dan misi calon penguasa Indonesia itu sama. Hampir tidak ada bedanya. Sehingga bisa diprediksi, ke depan Indonesia tak ada bedanya, apakah terpilih Prabowo atau Jokowi.

Dari sisi pandangan ekonomi, kendati kedua pasangan mengedepankan ekonomi kerakyatan, tapi ide-idenya tak jauh dari pandangan neoliberal. Kedua pasangan sepakat untuk mencabut subsidi BBM, privatisasi, dan pasar bebas. Pikiran neoliberal ini sudah terbaca dalam pernyataan-pernyataan mereka. Ini kian kental dengan kandidat wakil presiden masing-masing. Para kandidat wapres ini selama ini pandangan cukup liberal, baik itu JK maupun Hatta.

Bahkan Prabowo telah menyatakan akan melanjutkan kebijakan pemerintah SBY. Ia memuji apa yang selama ini dilaksanakan oleh rezim SBY.

Lalu apakah Jokowi akan lepas dari neoliberal? Nanti dulu. Sebagai kepanjangan tangan PDIP, Jokowi pun sami mawon. Rezim Megawati justru menanamkan kebijakan neoliberal itu ketika berkuasa.

Walhasil, berharap perubahan kepada dua kandidat pasangan presiden/wakil presiden ini adalah mimpi di siang bolong. Indonesia tidak akan banyak berubah, kecuali berubah orang saja.
Secara sistem, Indonesia akan sama seperti sekarang: liberal. Siapapun yang terpilih!
Persoalan Sistem

Nah kalau Indonesia tidak ada perubahan, bagaimana Indonesia bisa berubah? Kalau kita mau jeli, persoalan negeri ini bukanlah persoalan sosok pemimpin. Justru yang jadi masalah adalah sistem yang melingkupi negeri ini.

Sudah enam kali Indonesia berganti rezim. Tiap rezim senantiasa meninggalkan utang. Berganti rezim, utang terus menggunung. Cengkeraman asing pun semakin kuat. Tekanan asing tak bisa dilepaskan.

Maka, jika mau ada perubahan hakiki, sistem liberal inilah yang seharusnya diganti. Pengalaman sistem sosialis-komunisme sudah hancur. Demikian pula sistem kapitalisme-demokrasi-liberal, justru sekarang terbukti menjadi sumber masalah. Sistem lain perlu menjadi alternatif.

Dan tidak ada sistem di luar sosialisme dan kapitalisme-liberal selain sistem Islam. Sistem ini pernah diterapkan dalam masa yang cukup panjang sekitar 13 abad dan terbukti mampu menjadi mercusuar peradaban dunia. Kebaikannya dirasakan oleh semua agama. Dan para ahli sejarah Barat pun mengakuinya.

Sebagai sebuah negara besar, sangat layak negeri ini mencoba sistem tersebut. Kenapa tidak? Inilah perubahan hakiki untuk menghadapi dominasi asing, memperkuat ekonomi, dan mengembalikan negeri ini menjadi negara besar yang memimpin dunia.[]

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun