Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan Pilihan

Susahnya untuk Bilang "Ma, Aku Ingin Menikah dan Calon Istriku Pakai Kaki Palsu"

29 November 2014   18:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:31 155 1
awal bulan desember  2010 selepas maghrib, aku ingin "matur" / menyampaikan hal penting ke kedua orang tuaku. bapak mamak sedang nonton TV di rumah satunya, ketika aku sudah mau sampai, ragu lagi, mundur nggak jadi..bismiillah maju lagi sudah mau sampai ruang TV, nggak jadi lagi ( kayak syahrini, maju mundur..hahahaha ).

setelah beberapa kali maju mundur jelek, akhirnya aku sampai di ruang TV. pelan pelan aku bicara sama bapak mamak..

"Pak, Mak..aku rencananya pengen menikah dengan teman SMP ku, anak nya pak guru dan bu guru"

"lha wong ngendi ( lha orang mana? )"

" orang cucukan pak, dia cantik, berjilbab dan dari keluarga baik baik, insya Allah"

"nek kudungan, mengko gelem salaman po ora, aku emoh nek duwe mantu kudungan neng ra gelem salaman ( kalau berjilbab, nanti mau berjabat tangan dengan orang lain ngak, aku nggak mau punya mantu berjilbab tapi nggak mau jabat tangan )------------ harap  maklum, islam nya masih islam ndeso, yang belum paham agama dengan baik.

"iya mak, purun (mau ) kok..dan kalau sudah menikah, bapak mamak jangan khawatir, aku akan terus berbakti pada bapak mamak dalam bentuk apapaun, baik materi ataupun non materi"------nyari kata kata yang bisa bikin ortu tenang dan senang dulu.

"oh ya wes"

"Pak, Mak....calon istriku secara fisik kurang sempurna..kaki kirinya pakai kaki palsu, kaki nya diamputasi sewaktu SMA karena kecelakaan"

bapak mamak diam cukup lama.............

"kamu sudah mikir dengan bener tentang calon istrimu??"

"sudah pak , mak"

"ya sudah, kalau kamu sudah senang, ya kami sebagai orang tua hanya bisa merestui"

Alhamdulillah....LEGA RASANYA...PLOOOONNNGGG

setelah itu, bapak mamak matur ke pakdhe dan kakek nenek...pakdhe ada yang menentang ( dibilang aku goblok lah ), tapi ada juga yang bijak. tapi EGP lah...

dan akhirnya kami menikah di bulan april 2011, meski sampai saat ini kami belum beri buah hati, tapi kami bahagia. istriku secara mental jauh lebih baik..sudah bisa tersenyum lepas ( beda sebelum menikah dulu )..hanya rasa percaya dirinya masih belum kembali. kalau jalan jalan masih merasa minder..tapi ada aku, yang selalu percaya diri ketika aku mengajak jalan istriku.

terimakasih sudah membaca

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun