Mohon tunggu...
KOMENTAR
Olahraga

Lagi, Indonesia Dikalahkan Malaysia, Kutukankah?

3 September 2013   02:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:27 1322 2
MENYAKITKAN...

Sekali lagi menyakitkan, kekalahan yang dialami oleh Garuda Muda Indonesia, bagaimana tidak, tinggal menghitung detik, Indonesia akan mengunci juara Piala AFF U-16, tapi tanpa diduga memasuki detik-detik akhir injury time babak kedua, penetrasi 2 penyerang Malaysia, berhasil merangsek masuk ke kotak pinalti dan harus digagalkan oleh pemain bertahan Indonesia, sehingga memaksa wasit untuk menunjuk titik putih.

Sakit memang, kemenangan yang sudah di depan mata, harus "direbut" oleh wasit yang nampaknya cenderung berpihak kepada negeri jiran itu, seperti yang dikemukan oleh komentator MNCTV, tambahan waktu sebanyak 4 menit yg diberikan wasit, terasa sangat janggal, mengingat tidak banyak kejadian di sepanjang babak kedua tersebut yang memaksa pengadil lapangan untuk menghentikan waktu sementara.

BABAK PERTAMA

Sepanjang pertandingan, Indonesia tampaknya lebih menguasai permainan, setidaknya pada saat laga memasuki menit ke 15, determinasi pemain Indonesia lebih terlihat. Koordinasi para pemain Malaysia di menit-menit awal memang cukup membuat mereka menguasai jalannya pertandingan.

Namun memasuki menit ke 20, penguasaan bola Indonesia terlihat lebih baik, hasilnya pada menit ke-28 lewat skema serangan balik, berawal dari lapangan tengah sebuah umpan terobosan dari Reksa Maulana, berhasil disambut oleh  Gatot Wahyudi, pemain belakang Malaysia yang terlanjur agak maju, tak kuasa mengejar laju Gatot, lewat sontekan yang terarah, penyerang yang pada pertandingan sebelumnya sudah 5 kali mencatatkan namanya di papan skor ini, tanpa kesulitan mengecoh penjaga gawang Malaysia yang sudah maju meninggalkan gawangnya, dan JEDERRRR.. Indonesia unggul 1 - 0.

Rupanya tim Malaysia mulai frustasi untuk membongkar pertahanan Indonesia, oleh karena itu tendangan langsung dari luar kotak penalti, berkali-kali mereka coba, hasilnya memasuki masa injury time babak pertama,  salah satu percobaan tersebut nyaris menyamakan kedudukan.

Tendangan keras Syazwan dari luar kotak penalti, hanya membentur mistar gawang Indonesia, sehingga skor 1 - 0 untuk Indonesia tetap bertahan hingga turun minum.

BABAK KEDUA

Jalannya pertandingan di babak kedua, agak berimbang, Malaysia yang sudah ketinggalan 1 - 0, tampak berusaha meningkatkan serangan, mereka lebih berani untuk keluar menyerang, hasilnya beberapa kali serangan Malaysia mengancam pertahanan Indonesia.

Beruntung barisan pertahanan garuda junior yang dimotori oleh Jujun Saefulloh, berhasil meredam serangan Malaysia tersebut,  ditambah palang pintu terakhir pertahanan Indonesia yang bertugas di bawah mistar Panggih Prio Sembodo memang cukup tangguh, terbukti kiper ini hanya kebobolan 1 kali di babak penyisihan, saat melawan Singapura yang berkesudahan 1- 1.

Indonesia sebenarnya berpeluang menambah pundi-pundi golnya, beberapa kali Indonesia mengancam gawang Malaysia, salah satunya lewat tendangan penjuru yang mengarah ke Reksa Maulana, skill individu sempat ditunjukkan oleh pemain tengah ini, bahkan berhasil melawati 2 - 3 pemain lawan untuk mencari ruang tembak,  kesempatan tersebut seharusnya bisa dikonversi menjadi gol, seandainya saja ia tidak egois, dan memberikan umpan ke pemain lainnya yang sudah berdiri bebas di depan gawang Malaysia.

Memasuki menit ke-88, Indonesia nyaris menambah keunggulan. Mengandalkan serangan balik, Indonesia mencoba membangun serangan lewat sayap. Lagi-lagi sang striker Gatot Wahyudi yang sudah berada di kotak penalti, nyaris menambah golnya menjadi 7 gol di Turnamen ini, jika saja sepakannya tidak berhasil ditepis kiper Malaysia.

Reksa Maulana juga berkesempatan menambah koleksi gol Indonesia,  tendangan jarak jauhnya  seharusnya 99 % menjadi gol, jika saja tendangannya mengarah tepat ke gawang lawan, karena saat itu gawang Malaysia sudah ditinggalkan oleh kiper.

Bayang-bayang kemenangan tim yang ditukangi oleh Sutan Harhara ini sudah mendekati kenyataan, setelah waktu reguler babak kedua telah usai, namun seperti yang telah disampaikan di awal tulisan ini, waktu tambahan 4 menit yang diberikan wasit, nampaknya mampu benar-benar dimanfaatkan oleh para pemain muda Malaysia ini.

Walau hampir seluruh pemain Indonesia turun ke bawah dan praktis hanya menyisakan Gatot Wahyudi di depan, tampaknya semangat pantang menyerah pemain Malaysia akhirnya membuahkan hasil, SUNGGUH hal yang sama sekali tak terduga sebelumnya, hadiah penalti yang diberikan wasit di penghujung pertandingan membuyarkan impian Indonesia untuk mengakhiri paceklik gelar selama 22 tahun lamanya.

Tampaknya 2 kali 15 menit tambahan waktu, tidak diterapkan pada turnamen ini, alhasil pertandingan langsung dilanjutkan dengan adu penalti, setelah penendang Malaysia berhasil mengeksekusi hadiah penalti wasit tersebut dan menyamakan kedudukan menjadi 1 - 1.

BABAK ADU PENALTI


Peluang Indonesia untuk membawa pulang trofy Piala AFF U-16 untuk pertama kalinya sejak di gelar tahun 2002 ini, kembali memunculkan asa.

Di babak adu penalti Indonesia kembali leading 2 - 0, lewat sepakan dua algojo Indonesia, salah satunya oleh Anang Kustiawan (penendang satunya ane lupa namanya, soalnya rada sulit gitu nyebutnya)

Apalagi penendang ketiga Malaysia berikutnya, kembali gagal menceploskan bola ke gawang yang dijaga Panggih ini.

Indonesia benar-benar sudah di atas angin... (saya sampai berteriak-teriak kegirangan tak terkira, berkali-kali enyak ane mengingatkan agar jangan terlalu berisik, soalnya takut kucing tetangga pada bangun, gedubrak @%$#^)

Detik-detik kemenangan Indonesia benar-benar di depan mata, cukup 1 gol lagi maka Indonesia resmi menyabet gelar tahunan ini.

Sayang penendang ketiga Indonesia, Reksa Maulana yang juga menjadi kapten tim, gagal melaksanakan tugasnya.

Penendang keempat Malaysia, berhasil mengecoh kiper Indonesia, skor berubah 2 - 1

Kembali penendang keempat Indonesia, Asnawi Bahar juga gagal merubah skor, justru penendang Malaysia berikutnya berhasil mengeksekusi penalti, sehingga memaksa skor menjadi imbang 2-2.

Kini...harapan itu berada di pundak Gatot Wahyudi sebagai penendang terakhir, namun sepakannya terlalu lemah sehingga dengan mudah digagalkan oleh kiper lawan.

Malaysia berhasil menutup drama adu penalti ini dengan kemenangan yang dramatis, setelah penendang terakhirnya yang juga kiper Malaysia, sukses menjebol gawang Indonesia, skor akhir 3 - 2 untuk kemenangan negeri malingsia.

Benar-benar tak elok dan menyebalkan sekali, harus kalah berkali-kali dari negeri maling ini !!!

KUTUKAN KAH ???

Menyakitkan, sekali lagi sungguh menyakitkan, betapa tidak, perjuangan garuda muda menapaki tangga final kejuaraan ini, bukan lah mudah.

Di babak semifinal, Indonesia harus berhadapan dengan salah satu raksasa sepakbola Asia, Australia yang tahun ini resmi diterima sebagai salah satu negara anggota AFF.

Perjuangan Indonesia melibas Australia, sungguh heroik, sempat dua kali tertinggal, namun di menit-menit akhir tepatnya di menit ke-88, Indonesia berhasil menyamakan kedudukan menjadi 2 - 2 dan memaksa pertandingan dilanjutkan dengan adu penalti, hingga akhirnya Indonesia berhasil mengubur impian tim superior sekelas Australia dan  menyegel satu tempat di final.

Rupanya keberhasilan menaklukkan Australia melalui adu penalti di semifinal,  tidak terulang pada saat meladeni Malaysia,  ada apa gerangan, bukankah secara teknis, seharusnya Malaysia (peringkat 164) lebih mudah ditaklukkan daripada Australia (peringkat 44) ??? kutukan kah ???


Ataukah...kesuksesan Indonesia menggulung Australia, menjadi anti klimaks di final.

Lebih menyakitkan lagi, karena lagi-lagi dan lagi,  harus takluk pada musuh bebuyutan Malaysia, yang seolah-olah telah menjadi kutukan tak berujung bagi kesebelasan indonesia.

Kita semua tentu masih ingat, betapa digdaya-nya Indonesia pada piala AFF 2010 lalu, superioritas Indonesia bahkan tak terbendung sepanjang babak penyisihan hingga mengalahkan Filipina dua kali di semifinal.

Namun, hanya cukup mengalahkan Indonesia 1 kali, Malaysia berhak mengangkat tropy juara, sehingga kemenangan 2 kali terhadap Malaysia, salah satunya dengan skor telak 5 -1, seakan sia-sia belaka.

Kutukan itu seakan berlanjut di Sea Games 2011. Kala itu, Garuda U-23 juga menunjukkan superioritas-nya sepanjang babak penyisihan, namun sekali lagi, di final harus takluk di tangan malaysia, dengan drama yang menyakitkan pula, kalah dalam drama adu penalti.

Dan...Pada hari, malam ini, kutukan itu pun berlanjut, bahkan lebih menyakitkan, karena Indonesia sejatinya punya dua kali kesempatan untuk mengunci kemenangan. Tapi...entah faktor teknis atau non teknis, peluang emas itu pun tiba-tiba berubah malapetaka, Indonesia kalah menyakitkan.

Akhirnya... kekalahan kali inisemakin mengukuhkan Garuda sebagai spesialis runner up, dan lebih memalukan lagi. karena spesialis runner up dari tim yang sebenarnya tak jago-jago amat.  


Sungguh...Inilah kekalahan paling dramatis yang pernah Indonesia alami terhadap Malaysia (Jika tak ingat TV butut ini adalah warisan engkong yang paling berharga..hehehe... sudah saya banting dari tadi)

Kepakan sayap Garuda seakan tak pernah mampu mengalahkan auman harimau malaya...cakar garuda seakan tak pernah mampu mengalahkan cakar harimau malaya. hiks...hiks..


KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun