Browsing Internet memang merupakan kegiatan yang sulit ditinggalkan di masa sekarang ini. Sulit rasanya kita bayangkan apabila dunia ini tidak terhubung melalui Internet: tidak ada facebook, twitter, path, google, tidak bisa share opini di kompasiana, dan seterusnya dan seterusnya. Di satu sisi Internet memberikan kesempatan yang luas untuk berinteraksi dan berbagi sesama manusia sambil menambah pengetahuan. Akan tetapi disisi lain, sering kita kali kita lupa, bahwa ada harga yang harus dibayar ketika kita menikmati kemudahan-kemudahan tersebut yaitu privasi kita.
Mari kita ingat kembali, berapa banyak informasi mengenai diri kita yang kita bagi melalui Internet?Nama lengkap, tempat tinggal, nomor telfon, email, makanan kesukaan, sekolah atau universitas, kegiatan sehari-hari (buat yang suka update status/ngetweet/nge-path di socmed), pacar/mantan pacar, atau (yang sering tidak terpikirkan oleh kita) pola perilaku kita sehari-hari (apa yang sedang ingin di beli, tempat wisata tujuan impian, musik kesukaan, dll). Tentu saja tidak semua informasi ini diketahui ke teman-teman socmed, tapi semuanya data-data tersebut tersimpan dengan baik oleh perusahaan-perusahaan Internet yang produk/jasa-nya sering kita gunakan.
Lalu tentu saja kita bertanya, apa masalahnya?
Beberapa orang akan berkata:
“Saya tidak takut jika orang lain mengetahui informasi tentang saya di Internet, kegiatan saya legal dan tidak ada hal yang perlu saya sembunyikan”.
Tapi benarkah, privasi di dunia online hanya mengenai menyembunyikan perbuatan illegal?
Privasi bukan perkara hanya menyembunyikan sesuatu!
Faktanya, kita tidak pernah tahu apa yang terjadi dengan data kita ketika kita secara sukarela menyerahkan informasi mengenai diri kita kepada raksasa internet saat ini (Facebook, Twitter, Google, dll). Terkadang, persetujuan yang kita berikan pada terms and conditions (kalau benar kita pernah membacanya!), sifatnya sangat luas dan tidak begitu jelas. Dan terkadang, persetujuan kita digunakan untuk menjual informasi-informasi tersebut kepada pihak lain. Padahal ada kemungkinan besar bahwa informasi yang mereka kumpulkan ini digunakan untuk secara langsung maupun tidak langsung merugikan kita.
Misalkan saja blackmail. Jika dipikir-pikir, kemungkinan perusahaan besar seperti Google untuk melakukan blackmail terhadap kita sangat kecil sekali.Tapi faktanya kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Bayangkan saja, apabila anda seorang penegak hukum, atau kompetitor bisnis yang memiliki posisi yang bertentangan Google sepuluh atau dua puluh tahun kedepan. Bisa saja, hasil telusuran website yang anda lakukan sekarang ini melalui mesin pencari Google yang bersifat privat (dan mungkin memalukan) bisa digunakan untuk mempengaruhi keputusan kita. Saya yakin tidak ada dari kita yang ingin semua search history kita diketahui oleh orang lain (:D).