Mohon tunggu...
KOMENTAR
Travel Story

Jogyakarta Berhati (Tidak) Nyaman

25 Desember 2013   22:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:29 72 2
Tanggal 24 Desember 2013  saya pulang ke Jogyakarta daerah sekitar TVRI Jogja, sebelum sampai rumah saya ke Jl  Malioboro dulu untuk beli kaos pesanan anak yang ada tulisannya I Love Jogja. Dari arah Jalan Solo belok ke kiri di perempatan Gramedia , muter stadion Kridosono lurus Jl Suroto Kotabaru. Lha kok ternyata arah ke Malioboro macet , langsung belok kiri ke Jl Perwakilan, pas kebetulan belakang hotel Garuda selatan dikit ada kios penjualan kaos. Blaa..blaaa.. blaaa dengan mas penjual memakai basa jawa dengan harapan harga tdak dithuthuk, soalnya plat motorku  luar daerah.

Tiba -tiba ada mobil plat B berhenti disamping kios, seseorang dari dalam mobil keluar menemui mas  penjaga kios menanyakan kalau mau beli bakpia itu arahnya kemana. wessss..sssttt ..blaaa  baaa  sepuluh ribu ( jawabanya gak begitu jelas, hanya kata sepuluh ribu saja yang terdengar ). Lha orang yang bertanya tadi kaget dan pergi  sambil ngedumel , "  Cuma nanya kok suruh bayar sepuluh ribu ".

Perkiraan saya mas jaga kios tadi mau menunjukan tempatnya asal dibayar sepuluh ribu. Wah payah kalau gitu, semua dibisniskan. Membuat nama Jogya tidak ramah lagi. Tidak nyaman lagi.

Lebih baik Dinas yang terkait dengan pariwisata mensosialisasikan kepada warga Jogjakarta bagaimana menyambut para wisatawan agar merasa nyaman.  Yaaa.. mungkin dimulai dengan warga disekitar tempat kunjungan wisata ,  coba sebar petugas untuk menerima keluhan atau saran dari para wisatawan, buat quisoner, apa yang yang kurang pas  nanti bisa di perbaiki dengan dicari solusinya. Dengan begitu niscaya nanti akan menjadikan kota Jogyakarta menadi tempat tujuan wisata yang menyenangkan dan ngangeni.

Sampun , matur nuwun.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun