Jika anda TIDAK ingin tulisan anda dibaca banyak orang, jangan lanjutkan membaca. Karena artikel ini hanya memusingkan anda. Namun jika anda ingin tulisan anda dibaca banyak orang, tidak ada salahnya untuk meneruskan membaca tulisan ini yang mungkin bagi anda adalah sampah.
Banyak niat yang mendasari seorang penulis untuk mengaktualisasikan diri di Kompasiana. Dari mulai belajar, hingga ingin meprovokasi pemikiran orang lain. Namun pada intinya tulisan anda merupakan gagasan intelektual dari anda, tentunya semakin banyak yang membaca tulisan anda akan membawa kebanggan tersendiri buat penulisnya. Betul tidak, betul tidak?
Saya tidak munafik, kalau saya ingin gagasan gagasan saya dibaca oleh banyak orang. Disinilah terletak dasar aktualisasi diri untuk eksis di dunia ini. Disisi lain, saya hanya memanfaatkan kompasiana ini sebagai ‘test case’. Kenapa begitu? Tulisan tulisan sampah yang saya ciptakan hanya untuk mengetahui alias riset saya, sejauh mana khalayak kompasianer ini peka terhadap tulisan yang bermutu ataukah hanya cenderung peka terhadap kata kata imajiner yang memabukkan.
Kenapa bisa begitu? Selama dalam perjalanan saya di kompasiana ini tentunya saya mencoba bereksperimen. Dari tulisan yang benar benar mengerahkan tenaga saya untuk menulis sebuah komposisi yang baik, namun disisi lain saya sering ‘nakal’ untuk menggoda kompasianers membaca tulisan saya dengan tulisan berbau gosip, vulgar dan yang memancing keingin tahuan anda. Dan kenyataannya para khalayak pembaca kompasianers ini lebih cenderung untuk menilai tulisan dari kemasan.
Kemasan dari tulisan adalah judul. Walupun kadang tulisan yang semenarik apapun, jika judulnya hanya remeh temeh, tidak akan banyak klik yang dihasilkan. Ah Mas Pink ini Cuma omong kosong, mungkin itu kata kata yang terlintas dalam benak anda. Lalu mana buktinya? Buktikan ‘tuduhan’mu Mas Pink!
Disini saya mencoba membandingkan dua artikel dimana yang satu pernah bertengger menjadi HL dan yang satu tidak pernah… Yang masuk HL-pun hanya mendapat < 100 klik, sementara tulisan iseng saya yang lain mendapat > 1000 klik, ironis kan?
Memang secara tenaga yang dibutuhkan, untuk tulisan saya yang murni reportase akan lebih melelahkan, dimana disini saya mencoba menjadi wartawan betulan ‘potret sana sini” dan juga wawancara sana sini. Namun ironinya, klik yang dihasilkan minim. Berbeda dengan tulisan saya yang ‘nakal’, Sangat tidak sebanding. Walaupun saya merasakan ada kebanggaan lain ketika tulisan masuk HL, namun jujur bagi saya banyaknya ‘klik’ jauh lebih mempesona.
Ada dua contoh lain. Contoh yang pertama saya menggunakan gambar yang sama, dengan tenaga yang berbeda. Tulisan saya yang lebih ‘melelahkan’ menggunakan daya pemikiran justru tidak banyak dibaca dibanding yang hanya menggunakan gambar yang sama namun
dengan judul yang sedikit lebih menggelitik. Perhatikan antara artikel saya yang pertama dan yang kedua:
Ironinya lagi, pada contoh yang kedua, saya menulis tentang tips menulis untuk pemula. Pada tulisan pertama saya berikan contoh bagaimana menulis dengan outline. Disisi lain ketika contoh pengembangan paragraf pada tulisan pertama saya posting menjadi postingan sendiri (atas saran dari seorang kawan) ternyata contoh pengembangan paragraph ini justru mendapat klik yang lebih banyak?
Dari sini saya berpendapat, bahwa kalau judul tulisan memegang peranan penting apakah tulisan anda akan di-klik banyak orang ataukah hanya diabaikan saja. Judulmu adalah harimaumu. Disisi lain,saya juga menyarankan untuk tidak sering menggunakan judul-judul yang bombastis, karena lama lama para pembaca akan bosan membaca judul yang bombastis tanpa diikuti oleh isi yang menarik. Jadi intinya harus imbang. Apakah anda setuju? Salam Harimau… whooooaaaaammmm :p
Mas Pink
Nijmegen, November 2010
Gambar: Koleksi Pribadi (dari Kompasiana)