"Kalian adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia; melakukan amar makruf nahi mungkar dan mengimani Allah." (QS Ali Imran [3]: 110).
Sejarah mencatat bahwa hanya peradaban Islam yang mampu melahirkan generasi terbaik, yaitu generasi yang mencintai Allah dan Rasul-Nya, serta berkepribadian Islam. Generasi yang tidak timpang antara pola pikir dan pola sikapnya. Generasi dengan kepribadian tangguh. Mereka juga menyebarkan kebaikan serta mencegah kemungkaran, melalui dakwah Islam. Mereka berusaha mewujudkan maslahat bagi dunia, dan memuliakan penghuninya.
Sebagai contoh, Ali bin Abi Thalib adalah pemuda pertama yang masuk Islam. Dialah orang yang senantiasa mendampingi dan melindungi Rasulullah. Dia berhasil membuktikan kecintaannya kepada Rasulullah saw dengan menggantikan Rasulullah di tempat tidur beliau sesaat sebelum Hijrah. Selanjutnya Ali mempunyai pengaruh amat besar bagi perkembangan Islam.
Ada lagi Muhammad Al-Fatih. Pada usia 21 tahun, beliau sudah menjadi panglima perang pasukan muslim untuk meruntuhkan salah satu imperium yang telah berdiri kokoh selama 11 abad yaitu Byzantium. Pemuda yang tidak pernah terlewat sholat malamnya, punya karakter kuat, cerdas dan tangguh.
Generasi muslim juga banyak yang menjadi ulama, di antaranya imam mahzab: Hanafi, Maliki, Syafi'i, Hambali yang hingga kini menjadi rujukan umat muslim. Juga banyak yang menjadi ilmuwan muslim dari berbagai disiplin Ilmu. Karya-karya para ilmuwan muslim ini mendapat pengakuan luas dan menjadi rujukan para ilmuwan dunia, termasuk ilmuwan Barat.
Beberapa yang disebutkan di atas adalah sebagian kecil contoh Generasi pada masa Islam. Mereka adalah generasi yang mampu menginspirasi dunia. Generasi pejuang penopang kebangkitan Islam sebagaimana generasi awal bersama Rasulullah saw., hingga terwujud peradaban Islam. Mereka juga generasi penjaga peradaban Islam sehingga peradaban Islam secara gemilang mampu memimpin dunia selama belasan abad.
Mereka semua berkepribadian Islam, mempunyai pemahaman yang baik tentang syariat dan menjadikannya menjadi pedoman hidupnya. Rasa cinta mereka terhadap Islam dan kemauan untuk menyebarkan dakwah Islam sangat besar. Komitmen mereka untuk menyebarkan Islam ke seluruh penjuru alam juga sangat kuat. Bahkan kita menyaksikan sampai sekarang bahwa setiap karya mereka adalah untuk maslahat umat manusia. Lahirnya generasi umat terbaik seperti inilah yang menjadi harapan masyarakat. Bukan generasi materialistik, apatis, pragmatis, sekuler, bahkan pembebek.
Di tengah kemerosotan moral umat, dibutuhkan generasi yang memiliki cita-cita tinggi menaklukkan dunia dengan dakwah Islam, bukan justru tersibukkan pada aktivitas receh, galau, dan terjebak pergaulan bebas.Di tengah tangisan umat manusia akan berbagai persoalan, dibutuhkan generasi yang karyanya memberi kemaslahatan, bukan justru dikapitalisasi untuk kemaslahatan dirinya saja dan kaum kapitalis.
Terkait umat terbaik, ada seorang laki-laki bertanya kepada Rasul saw. saat beliau sedang di atas mimbar, "Siapakah manusia terbaik?" Rasul (saw.) menjawab,
"Manusia terbaik adalah yang paling banyak membaca dan memahami (Al-Qur'an), yang paling bertakwa kepada Allah, yang paling banyak melakukan amar makruf nahi mungkar dan yang paling sering menyambung silaturahmi." (HR Ahmad)
Maka, ketika kita hari ini menginginkan kegemilangan itu diraih dan hadir generasi terbaik maka kuncinya adalah menerapkan Al-Qur'an dengan sempurna, dan hanya peradaban Islam yang mampu menerapkan Al-Qur'an secara sempurna.
Negara yang menerapkan Islam dengan sempurna akan bertanggung jawab menerapkan kebijakan komprehensif, mulai dari sistem politik, sistem ekonomi, pendidikan, sistem pergaulan, hingga sistem sanksi untuk melahirkan generasi terbaik. Negara sebagai elemen terkuat pun mengerahkan perhatiannya untuk memastikan institusi keluarga dan masyarakat memainkan perannya secara optimal dan  sinergis dalam membentuk generasi. Generasi terbaik harus hidup dalam suasana pemikiran, perasaan, peraturan yang satu yaitu Islam. Al-Qur'an dan Sunah menjadi pedoman dan menjadi standar dalam perbuatan.
Kita tidak bisa berharap pada sistem sekuler demokrasi yang telah nyata merusak dan mematikan potensi generasi. Satu-satunya cara untuk mampu mencetak generasi berkualitas adalah dengan mengembalikan peradaban Islam melalui penegakan Khilafah Islamiah.
Berdasarkan fakta yang ada saat ini dan dengan memahami kisah para generasi Muslim di masa penerapan Islam, kita akan mengetahui betapa besar potensi yang dimiliki pemuda untuk membuka kembali jalan bagi kegemilangan Peradaban Islam. Kemenangan Islam harus dijemput dengan menempatkan pemuda pada posisi yang tepat, sehingga ia bisa menunjukkan kekuatannya dalam menyebar luaskan Islam secara sempurna.