Mohon tunggu...
KOMENTAR
Financial

155,2 Juta Orang di Asia Pasifik Hidup dalam Kemiskinan, Bukti Gagalnya Sistem Kapitalisme

15 September 2023   21:40 Diperbarui: 15 September 2023   22:15 125 0
Terjaminnya kesejahteraan masyarakat adalah salah satu tolak ukur keberhasilan sebuah sistem ekonomi. Namun rasanya keberhasilan itu belum kunjung bisa kita rasakan. Karena secara fakta tidak stabilnya kondisi perekonomian terus jadi ancaman. Apalagi setelah Pandemi covid-19, kondisi kita hari ini belum benar-benar pulih. Dampaknya masih bisa dirasakan. Terutama dalam perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.

Sebagaimana dilansir cnnindonesia.com (24/8/2023), Bank Pembangunan Asia (ADB) memperkirakan 155,2 juta orang di negara berkembang yang berada di Asia Pasifik, atau 3,9 persen populasi kawasan tersebut hidup dalam kemiskinan yang ekstrem. Hal itu dipicu meningkatnya krisis biaya hidup imbas lonjakan inflasi yang terjadi tahun lalu. Masalah juga dipicu penyebaran pandemi covid dalam 3 tahun belakangan ini.

Banyaknya masyarakat yang mengalami kemiskinan ekstrim ini menunjukkan bahwa sistem ekonomi kapitalisme memang telah gagal memunculkan kesejahteraan. Sistem ini memandang manfaat adalah segalanya. Pertumbuhan ekonomi adalah yang utama, sehingga seringkali mengabaikan pengurusan urusan masyarakat. Bahkan Negara seolah hanya bertindak sebagai regulator. Produktifitas masyarakat dalam perekonomian terus digenjot. Namun sumber-sumber yang harusnya jadi pemasukan besar untuk negeri yang menerapkan ekonomi kapitalisme, justru di liberalisasi. Contoh saja Sumber daya alam.

Ini sesuatu yang sangat berbeda dengan sistem Islam (Khilafah). Kepemimpinan dalam Islam dinilai sebagai amanah besar yang akan dipertanggung jawabkan di hadapan Allah. Pemimpin wajib menjadi pengurus dan penjaga masyarakat. Kebijakan yang dibuat adalah kebijakan yang berorientasi pada masyarakat. 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun