Penanganan dan pengamanan tampak sangat serius dilakukan jajaran kepolisian DIY dan Kantor Wilayah Kementrian Hukum dan HAM . Investigasi dilakukan terhadap track record sipir bagian dapur LP Wirogunan tersebut. Track record dimulai dari awal mula masuk sebagai sipir, bagaimana pengangkatannya, dan seperti apa dia saat bekerja. Berdasarkan informasi yang diperoleh, Rusdi (kemenkunham DIY) memaparkan bahwa selain menjadi sipir, Agusjuga bekerja sampingan menjadi petugas keamanan di beberapa tempat hiburan malam. Hal ini masih wajar. Namun Kemenkumhan DIY masih akan melanjutkan investigasinya, karena masih banyak kemungkinan yang bisa terjadi. Kecurigaan bahwa Agus terlibat dalam bisnis obat-obatan terlarang ada juga. Kecurigaan ini wajar melihat Agus yang pegawai golongan IIIB , ia menerima gaji dalam kisaran Rp 4 juta, namun di garasinya terlihat mobil Merc berpelat L 1089 JT terparkir. Suatu kejanggalan? Andai mobil itu titipan sih tak masalah, tapi kalau milik Agus sendiri rasanya tak mungkin bila ia tak neko-neko.
Kondisi Agus saat ini mulai berangsur membaik setelah menjalani operasi sebanyak tiga kali untuk mengangkat peluru yang bersarang di dalam tubuhnya. Pengamanan masih dilakukan secara ketat. Hal ini dilakukan karena kunci utama untuk membuka kasus ini terletak pada korban sendiri.
Agus, sipir ini sepertinya benar-benar bermasalah. Selain derita karena tumpahan peluru yang mendera tubuhnya, setelah sembuhpun nantinya ia akan mendapat pembinaan khusus.