Cinta tak terhenti di hadapan tembok menjulang dan tak akan membelok seiring arah angin. Cinta mengantarkan jiwa pada keutuhan asa dan realita dalam sebuah tekad untuk menggapainya. Cinta tak pernah berbohong pada jiwa dan nurani walau kata-kata kadang merekayasanya. Cinta tak akan mati oleh ketiadaan kesetaraan derajat dan tak akan musnah oleh batas usia dan kehancuran sekalipun. Cinta tak pernah mati. Itulah revolusi cinta yang berkobar dalam sanubari The Phantom of The Opera.
― WHY Martodikromo, Sutradara Opera, Semarang
KEMBALI KE ARTIKEL