“Masa-masa bulan madu guru akan segera berakhir”. Ini adalah sebuah pernyataan pembuka dari sebuah tajuk rencana “Guru Tanpa Tunjangan Profesi” (Suara Merdeka, 11 September 2015) yang sangat menohok eksistensi guru (baca: pendidik). Pernyataan itu seolah-olah menyadarkan para guru akan eksistensi dan tanggung jawabnya sebagai profesi yang profesional, bukan sekedar profesi dengan kemakmuran materi tapi perlunya kemakmuran ilmu dan hati. Hal ini seiring dengan hasil penelitian Bank Dunia yang menyimpulkan bahwa program sertifikasi tidak memberi pengaruh signifikan terhadap kualitas guru, tapi berpengaruh pada kemakmuran materi. Lebih lanjut, peningkatan penghasilan tidak memicu kinerja, justru sebaliknya meningkatkan konsumerisme dalam gaya hidup. Ironis.
KEMBALI KE ARTIKEL