Tanggal 12 Mei 1962 saat itu ainun telah sah menjadi istri habibie dimana ainun mengikuti suaminya di jerman selama tiga tahun lamanya hanya untuk mendampingi suaminya untuk mendapatkan gelar S3 dengan tempat tinggal di apartemen kecil kawasan oberfortsbach tanpa sedikit keluhan terhadap habibie. Hingga akhirnya habibie dipanggil untuk pulang oleh presiden soeharto dengan senangnya mendapatkan tanggapan baik dari istri yang setia terhadapnya untuk segera mengabdi untuk negara yang dicintainya, walaupun terpisah oleh jarak yang jauh, ainun selalu berusaha menjadi pendengar setia curhatan habibie, dan sampai saatnya ainun kembali kenegara kelahirannya selama itu ainun dengan sabar, telaten, sekaligus kuat, Ainun mendampingi Habibie sejak dirinya mendirikan IPTN di Bandung, sampai habibie menjadi Menteri Negara Riset dan Teknologi, Wakil Presiden RI, sampai menggantikan almarhum Presiden Soeharto saat kerusuhan Mei 1998.
Cobaan demi cobaan dimulai dari oknum suap hingga keterpurukan krisis ekonomi indonesia namun dengan kesetiaan terhadap negaranya habibie berdiri teguh untuk menjunjung tinggi kejujuran hingga saatnya maut memisahkan 2 insan cinta sejati ini di tanggal 22 mei 2010 dikarenakan kanker ovarium yang dideritanya namun sampai detik menjelang perpisahanpun habibie masih dengan setia mendampingi istri tercintanya, dan membentuk suatu tulisan suci untuk ainun.
Kau tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang.Pada airmata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang, pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada,aku bukan hendak megeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau disini.
KEMBALI KE ARTIKEL