- Fokus: Meneliti bagaimana lingkungan mempengaruhi perilaku.
- Prinsip: Belajar diartikan sebagai perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur, dan dimodifikasi melalui rangsangan dan respons.
- Contoh: Eksperimen Pavlov, di mana anjing mengeluarkan air liur saat mendengar bel yang diasosiasikan dengan makanan.
- Tokoh: Terdapat nama-nama seperti Pavlov, Watson, Skinner, dan Guthrie.
- Implikasi: Dalam pendidikan, guru dapat menerapkan hadiah (penguatan positif) atau hukuman (penguatan negatif) untuk membentuk perilaku siswa.
B. Teori Belajar Humanistik
- Fokus: Menekankan pengalaman pribadi, motivasi internal, dan pertumbuhan diri dalam proses belajar.
- Prinsip: Setiap individu memiliki potensi untuk belajar dan berkembang, dan pembelajaran yang berarti terjadi ketika siswa merasa terhubung dengan materi.
- Tokoh: Termasuk Combs, Maslow, dan Rogers.
- Implikasi: Guru perlu menciptakan lingkungan belajar yang mendukung, menghargai keunikan siswa, dan membantu mereka menemukan makna dalam proses belajar.
C. Konsep Kematangan
- Pengertian: Merujuk pada tahap perkembangan fisik dan mental yang memungkinkan individu siap untuk menjalani aktivitas tertentu.
- Aspek: Meliputi kematangan kognitif (berpikir), emosional (mengelola emosi), sosial (interaksi dengan orang lain), dan fisik (kesehatan).
- Fungsi: Kematangan berpengaruh pada kesiapan belajar dan perkembangan anak.
- Contoh: Anak yang matang secara fisik dan emosional cenderung lebih siap untuk memasuki sekolah.
- Prinsip: Penting untuk mempertimbangkan tingkat kematangan siswa dalam perancangan pembelajaran.
 Kesimpulan:
- Beragam teori dan konsep menjelaskan proses belajar.
- Teori behavioristik menekankan peran lingkungan, sedangkan teori humanistik fokus pada potensi manusia.
- Konsep kematangan membantu memahami bagaimana perkembangan fisik dan mental memengaruhi kesiapan belajar.
- Memilih pendekatan pembelajaran yang tepat harus mempertimbangkan teori yang diyakini dan tingkat kematangan siswa.