Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe

Harga Mahal Keperawanan (Tulisan Iseng di Saat Luang)

23 Desember 2009   10:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:48 1073 0
Tulisan ini pernah saya post di Facebook.

Sekedar informasi saja.. :)

Selamat sore semuanya.

Apa kabar??

Alhamdulillah, hari ini, sebagian besar dari kita masih berkesempatan melihat matahari pagi. Melihat saja sudah merupakan anugerah terbesar bagi manusia. Dengan mata, Anda bisa menatap lawan bicara Anda, mengetahui, atau menebak-nebak, apakah orang itu sungguh-sungguh atau tidak, berbohong atau jujur. Anda-pun bisa melihat senyum bahagia pasangan Anda, menduga-duga apakah dia setia, dia selingkuh, atau tidak. Mata adalah jendela hati.

Suatu hari, saya sedang berada dirumah makan dekat kampus. Sendirian. Tidak biasa memang. Sebenarnya hari itu sudah tidak ada jam perkuliahan, namun karena saat itu akan diadakan rapat panitia pemilu Fakultas, saya nongkrong disana, sambil menunggu anggota panitia lainnya meng-sms saya untuk berkumpul. Sebelumnya saya sempat pergi ke sekretariat, tidak ada siapapun. Maklum, Indonesia. Apa sih yang nggak ngaret?

Benar-benar WIB.
Waktu Indonesia Berantakan.

Beberapa orang cewek sedang berbincang-bincang. Karena sendirian (tidak ada lawan bicara, tidak ada yang dibicarakan, tidak bisa bicara sendirian-salah2 saya dikira gila!). Saya mendengarkan pembicaraan mereka, sepatah-dua patah sajalah, tidak begitu konsentrasi mendengarkan juga, karena selain sedang ber-smsan dengan pacar saya, apa yang mereka bicarakan tidak cukup saya mengerti.

“Aku udah nangis-nangis didepan dia! Dia tetep mutusin aku!!” Salah satu dari mereka berseru dengan nada suara sedikit kesal.
“Terus gimana??” Cewek yang lain bertanya.
“Ya aku putus sama dia, udah kusmsin tapi dia nggak balas2”
“Sabar aja cari yang lain…” Teman si Cewek menenangkan.
“Aku maunya sama dia!” Si Cewek ngotot.

Wah.

Saya bergumam dalam hati.

Pastinya cowok itu secakep Brad Pitt, sekaya Michael Jackson, shalatnya rajin kaya Ustadz Jefry Al-Bukhori, cara berbicaranya bagus dan terkesan pandai seperti penyiar RCTI Aiman Wijaksono.

Sampai-sampai Si Cewek sepertinya enggan sekali berpisah dari dirinya.

Saya jadi penasaran. Siapa sih cowok itu? Kali aja bisa dijadiin gebetan.

Hehehehe.

Diwaktu yang berbeda, saya sempat mendengarkan cerita dari salah seorang kawan saya, kawan dari kawan saya sedang mengalami kegilaan.
Susah dicerna ya??

Gini lho.

Kawan saya punya seorang kawan, yang notabene-maaf-agak sableng. Cowoknya udah selingkuhin dia berkali-kali, sering dicuekin, sering dikasarin. Tapi…

Ada yang bisa menebak kelanjutan kalimat saya??

Yak. Tapi dia tetep keukeuh sama ni cowok. Keukeuh pacaran sama ni cowok. Walaupun kalau dilihat dari luar ni cewek udah jatuh, tertimpa tangga, terguling-guling, masuk paret.

Terkadang saya agak heran. Faktor apa sih yang membuat perempuan ‘begitu ngototnya’ berpacaran dengan cowok yang notabene-maaf nih-sudah nyakitin dia habis-habisan?

Itu kan urusan orang Marsha!! Mana kita tahu? Kali aja ada sesuatu yang harus dipikirkan!
Salah seorang dari Anda mulai memprotes saya.
Ya maaf. Saya sama sekali tidak bermaksud menyudutkan, mendiskreditkan, atau menghakimi seseorang secara subjektif. Saya hanya heran. Tidak ada yang salah dengan heran bukan??

Dari orang-orang yang sering saya ajak share, ada beberapa pandangan mendasar, mengenai alasan seorang wanita ngotot mempertahankan hubungan yang sebenarnya menyakiti dia.

Tau darimana Si Cewek sakit hati? Sok tau banget kamu Sha!
Kening Anda berkerut.

Tuh kan?

Mbak, Mas, Pak, Bu. Dalam kasus ini, hal-hal yang saya jadikan contoh sudah kongkrit berdasarkan kesaksian banyak pihak. Cieile.

Cewek yang dirumah makan dekat kampus. Jelas sakit hati. Lha wong sampe nangis bombay dihadapan Si Cowok biar nggak diputusin.
Kawan dari kawan saya, juga sudah sering nangis minta ampun, curhat sana-sini, minta penyelesaian masalahnya, tapi nggak membuahkan hasil. Nasihat temannya mentah karena toh dia tetap bersanding dengan si sumber tangisannya.

Faktor-faktor mendasar itu (menurut hasil cek n ricek saya) :
1. Rasa cinta yang berlebihan.
Dalam konteks ini, saya menangkap bahwa terkadang, kita sebagai cewek mematok kriteria yang tinggi, alhasil, saat dapet “yang mendekati” cinta banget rasanya.
2. Motivasi tertentu.
Agak mengerti juga kalo yang ini, mungkin motivasi harta, ngotot tetep pacaran karena cowoknya cakep banget mungkin. Yah, menaikkan pamor-lah.
3. Faktor ‘X’
Maksudnya faktor lain lho. Bukan unsur kimia ‘X’ yang menjadi salah satu bahan pembuat Power Puff Girls.

Teman-temanku yang kusayangi, kita semua tahu, mencintai sesuatu dengan berlebihan itu nggak baik.
Dulu-dulu saya menganggap ini adalah sebatas retorika.
Teori semata.
Logika-lah, apakah mudah menghindari menyayangi seseorang yang begitu kita idam-idamkan? Susah pastinya. Namun jika dipikir lebih jauh, ternyata banyak ruginya.

Dalam agama, kita tidak diperbolehkan mencintai segala sesuatu lebih dari cinta kita kepada-Nya.
Karena Dia tau, cinta yang seperti itu akan membuat kita sakit hati. Siapa lagi yang bisa membalas cinta yang begitu hakiki selain Dia??
Kembali ke diri masing-masing, Anda pastinya pernah kan, berada dalam posisi tidak bisa membalas cinta orang lain? Istilahnya menepukkan sebelah tangan atas cinta orang lain? Dalam hal ini, kita bisa disakiti, dan-ingat, menyakiti.
Hal ini tidak dengan Dia, karena Dia senantiasa mencintai dengan sepenuh-penuhnya. Tidak memilih, siapa Anda, siapa kamu, siapa eLo, siapa aku, siapa saya, siapa mereka, siapa dia.

Mencintai dengan berlebihan mungkin karena orang itu mendekati kriteria yang kita inginkan, yang-sialnya-kriteria itu terlalu tinggi.

Saya ngefans sama Johnny Depp dan Daniel Radcliffe. Lalu saya melihat cowok yang cute banget seperti Daniel Radcliffe, tatapannya setajam Johnny Depp. Saya rela melakukan apapun demi mendapatkannya. Sudah salah ya??
Mungkin dengan dialek Banjarnese,Anda akan berkata ;
“Kam mimpi jangan terlalu tinggi lah!”

Sadar, saya sadar kok. Daniel Radcliffe masih sibuk safari televisi di Inggris sana, baru-baru launch sekuel ke-enam Harry Potter kan??
Johnny Depp sibuk syuting, Anakin Skywalker sibuk perang bintang, Matt Damon, Seth Green, dan lain-lain juga begitu. Mencintailah dengan sewajarnya. Saya sih nggak mau ngotot dia harus mirip dengan idola saya, setidaknya sekarang sih.

Motivasi tertentu, dalam hal ini, duit, tampang keren, juga menjadi salah satu faktor lain mengapa Si Cewek tetap bertahan sama Si Cowok yang notabene setali tiga uang dengan Cruella Devil versi pria. Kasarnya dih, menurut teman2 yang saya jadikan objek survey, cewek-cewek seperti ini bisa disebut sebagai cewek matre.

Tidak dipungkiri, matre itu perlu lho. Beneran. Kalimat2 yang sering menggema dari bibir para hawa ;
“Mang mau makan apa?? Makan cinta!!??”
Ada benarnya.
Terlebih bagi mereka yang berpacaran dalam taraf serius, alias sudah mencari suami. Kematangan mental, kesiapan dalam hal pemikiran/psikologi, dan materi benar-benar dipertimbangkan dengan sungguh-sungguh. Namun, ‘matre’ itu ada kadarnya lah. Ada tingkatannya. Tidak juga harus berlebih2an, namun kekurangan juga jangan. Kalau lebih, ya Alhamdulillah, rejeki dia. Kalau biasa2 saja, ya Alhamdulillah juga. Syukuri saja. Toh, segala sesuatu yang berlebih2an terkadang akan membawa masalah.
Percaya kan?? Contoh konkrit, sesorang yang kelebihan harta bisa saja lupa diri. Karena lupa diri bisa membawa dirinya ke hal2 yang negatif.
Tiga TA. Tau tiga TA?? Yang menghancurkan para pria. HarTA, tahTA, waniTA. Jika harta sudah berlebih, tahta tinggi, maka bukan tidak mungkin kehancuran selanjutnya akan datang dari wanita.

Begitu juga dengan hal fisik. Kerap kali orang tidak realistis dalam menjadi hubungan dikarenakan hubungan itu hanya sebatas pajangan saja. Hanya ingin menaikkan pamor saja. Jujur, dalam konteks ini, saya kurang begitu mengerti, namun subjek survey saya banyak yang mengatakan hal ini turut menjadi faktor, karena itu saya sertakan dalam tulisan saya, kali aja ada teman2 yang mengerti.

Terakhir.
Faktor ‘X’.
Ada banyak faktor X dalam hal ini. Namun yang akan saya jabarkan disini cukup satu. Faktor ‘X’ yang, bagi saya, sangat mengkhawatirkan.

Teman-temanku yang kusayangi, pernahkah kalian mendengar, atau bahkan (mohon maaf) mengalami suatu keadaan dimana kalian atau teman kalian tidak bisa meninggalkan pacar karena hilangnya”segel dari Tuhan”??

Saya pernah mendengar suatu kejadian, dimana seorang perempuan dibunuh oleh kekasihnya karena menuntut untuk dinikahi, seorang perempuan mengalami kekerasan yang dilakukan oleh pacarnya, namun tetap saja keukeuh pacaran. Padahal logikanya, jika sudah dipukuli, dikasarin. Apa lagi yang perlu dipertahankan?? Lha wong belum jadi suami aja sudah berani kasar, apalagi sudah jadi suami??
Realistis aja deh, contoh lain ; orang tua kita saja, yang notabene memiliki hak penuh terhadap kita, tidak memukuli kita. Siapa dia?

Namun pemikiran2 seperti ini (kebanyakan) tidak mempengaruhi mereka yang sudah terlanjur menyerahkan segel dari Tuhan itu.

Girls, mohon maaf. Saya benar-benar mohon maaf. Saya tidak bermaksud mendiskreditkan siapa-pun dalam hal ini, saya hanya menuangkan isi kepala saya, sekaligus memberikan ruang bagi teman-teman untuk turut bersuara.

Memberikan ‘segel dari Tuhan’ hanya bisa kita serahkan sekali seumur hidup.
Hanya sekali.
Dan (menurut saya), pastikan-lah kita memberikannya dengan cara yang benar dan halal. Dengan didahului oleh pernikahan terlebih dulu.
Gini deh, mari kita berpikir bersama-sama, sepasang suami-istri saja bisa bercerai bukan? Dalam artian, orang yang kita nikahi pun belum tentu adalah orang yang TEPAT. Tepat yang dimaksud adalah dia yang benar2 dipasangkan Tuhan untuk kita, sampai ajal menjemput. Tidak ada yang bisa memastikan, akankah suatu pernikahan itu bertahan hingga maut memisahkan. Namun (jokanbala, jangan sampai terjadi pada kita! Amien!), jika perpisahan itu memang terjadi, setidaknya, kita, si perempuan, memberikan ‘segel’ tersebut dengan cara yang halal. Dengan cara yang benar. Sesuai dengan jalan-Nya.

Bayangkan, jika kita memberikan segel tersebut kepada seseorang yang belum tentu menjadi suami kita?? Pasti ada rasa takut di hati si Cewek. Takut kalo cowoknya berpaling ke lain hati. Takut kalau cowoknya ninggalin dia. Takut kalau cowoknya pergi, nggak ada lagi yang mau sama dia. Alhasil, ya seperti yang saya jabarkan diatas tadi. Bukan tidak mungkin si Cewek diperlakukan seenaknya. Dan sialnya lagi, si Cewek legowo saja. Lha wong nggak mau ditinggalin. Jangankan sudah memberikan segel, yang baru masuk taraf matre saja ada yang nrimo2 disakitin.

Teman-temanku yang kusayangi.
Percaya atau tidak,kita hidup diantara masyarakat yang masih sangat menjunjung tinggi adab ketimuran. Keperawanan merupakan hal penting. Perempuan haruslah dalam kondisi perawan saat menikah jika ingin dianggap baik. Padahal belum tentu kan?? Kebaikan hati seorang manusia tidak ditentukan dari dia perjaka atau perawan. Namun, sekali lagi, mari kita tilik bersama2. Kita terlanjur hidup dalam masyarakat yang seperti itu. Suka atau tidak suka.

Sialnya lagi, pria kebanyakan juga seperti itu. Maaf, saya bukannya menghantam kaum pria dalam hal ini, kaum Anda hanya saya buat sebagai analogi.

Saya pernah bertanya kepada salah satu teman pria yang notabene ‘mucil’. Dia mengaku, pernah melakukan hubungan diluar nikah. Doyan dugem, suka gonta-ganti cewek. Tapi, saat saya tanyakan, perempuan seperti apakah yang mau kamu jadikan istri? Dengan santai dia menjawab ; “Ya yang perawan lah!!”

Astaga.

Inginnya saya menonjok wajahnya itu. Sungguh.

Sekali lagi, saya bukannya ingin menitikberatkan bahwa kaum pria kebanyakan munafik. Sama sekali tidak! Ini hanya gambaran buat para cewek, sebaiknya kita jaga segel dari Tuhan itu. Selain menghindari dosa, kita cari aman saja-lah. Karena ternyata, pria yang notabene ‘mucil’ pun menginginkan masih mengedepankan virginitas (ini dalam taraf pacaran serius, dalam arti telah ada pemikiran untuk ke jenjang perkawinan). Memang tidak semua, pastinya ada yang berpikiran bahwa virginitas itu bukanlah hal patut dipermasalahkan, namun kebanyakan inilah yang terjadi. Silahkan teman2 survey sendiri.

Girls, kita adalah makhluk indah. Ratusan, bahkan jutaan penyair dari masa lalu maupun masa kini menumpahkan syair-syair romantis ke atas kertas, karena terlena oleh keindahan kita, terpukau oleh keindahan kita. Ratusan pria dalam sejarah jatuh ke sumur kelam, terperosok jauh dalam jurang dalam, karena kita. Dahsyat sekali bukan pengaruh kita terhadap mereka? Karena itu, alangkah baiknya (sekali lagi, menurut pandangan saya, saya tidak memaksakan pandangan ini) kita menjaga ‘segel dari Tuhan’ ini dengan sebaik2nya, berikan-lah dengan jalan yang halal dan benar, agar saat masa pacaran sekarang, kita lebih flexibel dan realisitis dalam menjalaninya. Jangan mau diinjak dan diperlakukan seenaknya!! Itulah bentuk pertahanan kita terhadap diri sendiri, saya rasa kaum pria juga akan menghargai. Yang sudah terlanjur mengalami, (bagi saya) jangan diteruskan, kita yang rugi Girls, mereka mah nggak ada bekasnya!! Setuju Girls??

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun