Di antara hiruk-pikuk Desa yang ramai, terdapat sosok sederhana bernama Pak Arif. Hidupnya jauh dari kata mudah, tetapi tekadnya untuk menjaga keluarga tetap utuh menjadi cerita yang menginspirasi. Bersama istrinya, Bu Aminah, dan dua anak mereka, Laila dan Dodi, Pak Sarman menjalani kehidupan tanpa rumah. Mereka tidur di bawah emperan toko, memanfaatkan kardus dan plastik sebagai alas, sambil menghadapi kerasnya realitas kota yang acuh tak acuh terhadap orang kecil seperti mereka.
KEMBALI KE ARTIKEL