Kita tahu -utamanya umat Islam- bahwa sholat adalah perintah yang diturunkan langsung oleh Allah kepada Nabi Muhammad tanpa perantara Malaikat Jibril sebagaimana wahyu-wahyu yang lain. Hal ini tergambar jelas di dalam al-Quran surah ke-17, al-Isro’ (1), Nabi Muhammad yang didampingi Malaikat Jibril menghadap langsung kepada Allah, berangkat dari Masjidil Harôm Mekkah, singgah di Masjidil Aqshô, Palestine, kemudian berlanjut dengan perjalanan vertikal (mi’rôj) menghadap Allah di Sidratul Muntaha. Mayoritas ulama’ mufassirun memaknai Sidratul Muntaha sebagai singgasana Allah. Malaikat Jibril yang bertindak sebagai “ajudan” Nabi Muhammad sekali pun, hanya
ngantar sampai di pintu Sidratul Muntaha, karena, menurut mayoritas
ulama’ mufassirun, hanya Nabi Muhammad yang sanggup menghadap dan bercakap-cakap langsung dengan Allah, sedangkan selainnya, tak ada yang mampu, termasuk nabi-nabi yang lain.
KEMBALI KE ARTIKEL