Catatan ini saya lampirkan ke -pad. redaksi  kompasiana setelah sekian lamanya saya mengalami kegelisahan sebagai penggerak pro-demokrasi berhadap hadapan dengan pola Orde baru pada 1991, saya digebuki  polisi dan militer , dianggap menentang ORBA dan suharti , saya dikatakan  PRD  terlarang yang  di sekap dan mau dibunuh saja, membaca buku - buku  tuan  pram dilarang, dimana - saya tinggal tak ada ras aman , selalu dicari-cari petugas, dan terpaksa saya memilih untuk menjadi Golput , karena tak ada markah yang bisa saya naungi , saya selalu hudup dalam  menghadapi dilema , Ertikel ini saya perembahkan kepada sahabatku yang dulu pernah membuat catatan di sebuah majalah mahasiswa di yogyakarta dengan tajuk " Â
cercailah bangsamu sendiri", ternyata setelah diperjuangkan mahasiswa melalui reformasi dengan tumbangnya  suharto mainstat penyelenggara negera masih sama , saurat terbuka berupa artikrel ini juga saya samapaikan kepada  mas Budiman Sujatmiko sebagai amanat hati rakyat melalui PDIP  dan gerakan Perubahan PRD yang digerakkannya dari Jogya  dulu, juga saya ucepkan kepada sahabatku di HMI  anis baswedn yang dulu pernah menggembleng saya di kaliurang sebahagai kader HMI saya sangat menghargai bang anis , kenyatannya di bawah parra  pnyelenggara Neegara kelakuannya PAYAH, mencla mencle dan hanya memikirkan Waduk mereka sendiri , ini contohnya , saya mengusut kepala dinas pendidikan Tambakromo yang mereklamassi kasus SK berkaunya Indah wahyu winyawati seorang oknum Guru SD 03 Tambakromo yang sengaja menghilangkan jejak suaminya dan jejak jejak hak-hak suaminya , apakah bisa di golongkan Korupsi , saya mohon kajian tanggapan semua fihak ternyata orang laki laki yang senasib seperti saya menjdi buruh , guru wiyata bhakti yang belum di angkat saja honorernya bia dibekukan kepala sekolah dn bupatiu, sehingga hak hak saya untuk dingkat sebahagai PND terabaikan termarginalisasikan , keprihatinan saya ditambah legium polres pati , melalui bambang permadi , yang menculik dan membawa lari istri saya , saya laporkan ke penegak hukum pun lari, tak dilakukan , ditambah hak-hak saya sebagai suami seorang PNS  walaupun itu seorang wanita  haknya sama , tidk serta merta  bisa sewenang senang  mengabaikan suaminya , malah dibakingi atasannya termasuk bupati berkelit dengan  mengajukan gugatan cerai ,  perlkuan tanpa titik tanpa koma koma seperti ini pakah pantas dilakukan penyelenggara negara . seolah olah  penyelenggara negara , dalam  hal ini oknum PNS ini sama sekali tak mau berbuat adil,
pimpinan daerah  menindas lagi rakyat tak ubahnya  gaya orde baru , bahkan ko9lonial VOC, jabatan menjadi perdagangan  , perselingkuhan dan sex menjadi candu para pejabat, menyebabkan nilai-nilai keluarga hancur , pupu , putus dan lepas kndali , padahal dulu dulunya yang membiayai adalah suaminya -- banya suami -suami yang perihatin  dengan kelakuan para istri yang nota bene penyelenggara negara , kelakuannya bejat dan dibiar-biarkan oleh atasannya.Â
KEMBALI KE ARTIKEL