Mohon tunggu...
KOMENTAR
Trip Pilihan

Wisata di Kota Abadi Roma: Circo Massimo, Saksi Bisu Kejayaan dan Kehebohan Kekaisaran Romawi

8 Oktober 2024   12:45 Diperbarui: 8 Oktober 2024   12:47 61 6
Dahulu kala, di tengah kemegahan Kekaisaran Romawi, terdapat sebuah tempat yang menjadi pusat hiburan dan kejayaan bangsa: Circo Massimo. Kini, lapangan hijau yang tenang diapit reruntuhan bangunan kuno itu mungkin hanya terlihat sebagai sisa-sisa masa lalu, namun ribuan tahun lalu, tempat ini adalah jantung dari salah satu olahraga paling mendebarkan dan populer di Roma: balap kereta kuda. Bayangkan sorakan ribuan penonton yang memenuhi tribun, aroma debu yang mengepul dari roda kereta, dan denting keras roda besi yang beradu---semuanya bagian dari pengalaman yang tak terlupakan di Circo Massimo.Sejarah Singkat Circo Massimo

Circo Massimo, atau Circus Maximus dalam bahasa Latin, dibangun pada awal abad ke-6 SM, di bawah Raja Romulus, pendiri Roma. Awalnya, tempat ini hanya berupa lembah alami di antara dua bukit Roma---Aventine dan Palatine---di mana orang-orang berkumpul untuk menyaksikan perlombaan dan perayaan keagamaan. Namun, seiring berjalannya waktu, terutama di bawah Kaisar Julius Caesar dan Augustus, sirkus ini diperluas dan diperindah hingga menjadi salah satu stadion terbesar di dunia, mampu menampung lebih dari 150.000 penonton. Inilah teater bagi kebesaran balapan kereta kuda.

Perlombaan Kereta Kuda: Kecepatan dan Kegilaan

Bayangkan diri Anda berada di antara kerumunan yang bersemangat pada hari pertandingan. Penonton berkumpul sejak pagi, menantikan perlombaan yang akan menentukan nasib para pembalap dan kuda-kuda mereka. Suara trompet yang menggelegar menandai dimulainya perlombaan, dan para auriga---sebutan bagi pembalap kereta kuda---mengendalikan kuda-kuda mereka di atas sirkuit berbentuk lonjong sepanjang lebih dari 600 meter. Dalam satu perlombaan, mereka harus menyelesaikan tujuh putaran penuh, yang masing-masing diwarnai dengan ketegangan, kecelakaan, dan manuver-manuver berbahaya.

Kereta kuda yang digunakan biasanya terdiri dari empat kuda (quadriga), namun ada juga perlombaan dengan dua kuda (biga). Para pembalap terikat tali pada kereta mereka, sehingga jika terjadi kecelakaan, mereka bisa terseret bersama kuda-kuda mereka. Tak jarang, kecelakaan maut terjadi---tetapi inilah salah satu daya tarik balapan ini bagi para penonton, yang selalu menginginkan ketegangan maksimal.

Pembalap Legendaris: Gaius Appuleius Diocles

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun