Sebelum mimpi dilarang dan dipidana (kali aja kan ke depannya begitu, hehehe), aku pengen deh mimpi jadi anak presiden. Siapa sih yang nggak mau? Bayangin enaknya! Makan tinggal pilih, mau ke restoran paling mahal juga nggak masalah. Liburan? Tinggal bilang, langsung naik jet pribadi. Bahkan mau selfie di Monas tanpa orang ganggu-ganggu? Beres! Enak banget kan jadi anak presiden?
Tapi, rupanya nggak semudah itu, Ferguso! Di balik segala keindahan hidup ala anak presiden, ada plot twist yang nggak kepikiran sebelumnya. Segala sesuatunya ternyata harus serba hati-hati, kalau nggak mau diviralkan sama netizen yang selalu siap nyinyir di setiap kesempatan. Lagi jalan-jalan aja bisa heboh di Twitter. Makan nasi padang pake sendok di-resto biasa? Eh, bisa-bisa trending #AnakPresidenGakTauAdat.
Belum lagi urusan outfit. Salah pakai baju dikit, langsung dihujat: "Anak presiden kok bajunya kayak gitu?!" Atau malah sebaliknya, kalau terlalu modis: "Ih, duitnya dari pajak rakyat ya?" Mau pakai baju serba sederhana? "Drama banget deh, sok merakyat." Waduh, nggak ada yang bener, deh.
Makin parah kalau ada teman yang ngajak nongkrong atau pesta. Kalau orang biasa sih bebas aja. Tapi kalau anak presiden? "Jangan nongkrong di tempat biasa, nanti disangka nggak menghargai pengusaha lokal." Terus kalau nggak nongkrong? "Ih, sombong banget nih anak presiden, mainnya di istana terus!"
Tapi yang paling bikin galau adalah kalau punya pendapat beda. Mau komentar di medsos? Siap-siap dihajar netizen, apapun yang kamu bilang. "Eh, anak presiden kok nggak mikir rakyat kecil sih?" Terus kalau diem aja? "Ah, nggak peka sama suara rakyat!" Pokoknya serba salah.
Jadi, setelah dipikir-pikir, rupanya nggak enak juga ya jadi anak presiden? Rumput di rumah tetangga selalu terlihat lebih hijau, padahal pas diinjek juga licin-licin belaka. Atau kata Spiderman, "With great power comes great responsibility." Bener banget! Baru kepikiran soal kena nyinyir aja udah keringetan.
Jadi gue? Nggak sanggup lah jadi anak presiden. Mimpi gue buyar, bro. Mending jadi rakyat biasa yang bisa makan bakso pinggir jalan tanpa takut diviralkan. Toh, hidup sederhana juga ada enaknya---asal nggak di-nyinyirin tetangga, sih!***MG