Mohon tunggu...
KOMENTAR
Filsafat

Jangan Tunda untuk Bahagia: Menginterpretasi CaraNYA Berencana dengan Kita

16 Juli 2010   10:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:49 910 0
Sebuah ide tulisan yang tersimpan di HP setelah hampir sebulan lebih tak tersentuh karena kesibukan hari-hari terakhir di Pilkada Lampung Selatan (Lamsel) bersama Ikang Fawzi suamiku. Di mana sebelum pencontrengan dilaksanakan pada tanggal 30 Juni 2010 lalu, informasi A1 dari seorang teman intel Polri bahwa didiga telah tercetak 170 ribu kertas suaraa abal-abal untuk dipakai salah satu pasangan  kandidat yang ikutan Pilkada di Lampung Selatan tersebut. Ikang Fawzi suamiku telah kuberitahu akan hal itu, sementara itu hampir setahun terakhir Ikang dengan Zainudin Hasan (adik kandung Mentri Kehutanan RI Zulkifli Hasan) bekerja keras luar biasa dengan hati dan cinta serta mendapatkan sambutan positif luar biasa. Hampir secara merata penduduk di Kabupaten Lampung Selatan yang sekitar 60% adalah warga transmigran dari:(1) Jawa, (2) Sunda, (3)Palembang, (4) Batak, (5) Bali, dll. Namum yang namanya dikalahkan dengan cara curang luar biasa tentu ada rasa "sesak nafas" tertentu, serta ujian kesabaran luar biasa yang harus dijalani oleh Ikang Fawzi dan Zainudin Hasan runningmatenya di Lamsel pasca penghitungan suara. Selama tiga bulan terakhir dan dua minggu pasca penghitungan selesai dilaksanakan oleh KPUD Lamsel, saya masih terus mendampinmgi dan menemani Ikang Fawzi. Tak tega rasanya melihatnya sedih berkelanjutan. Lalu saya teringat ada cerita menghibur yang saya sampaikan kepada suami, sebuah cerita yang berasal dari salah satu sahabat dekat di hati dari IPB Bogor, mungkin Anda pernah dengar. Coba saya kaitkan pula dengan pengalamanku saat ikut Pilkada Banten 2006 sbb:"... ketika kita minta kepada Allah bunga segar, Allah beri kita kaktus berduri. Kita minta kepada Allah binatang mungil, Allah beri kita ulat bulu. lalu kita sedih, protes dan kecewa. merasa betapa tidak adilnya semua ini. Namun kemudian apa yang terjadi? Kaktus itu berbunga indah dan ulatpun berubah menjadi kupu-kupu yang sangat cantik." Itulah jalan Allah, indah pada waktunya. Cara Allah azza wa jalla bercanda dengan mahluk ciptaannya yang terkadang baru merasakan maknanya seiring berjalannya waktu.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun