Mohon tunggu...
KOMENTAR
Kebijakan

Geopolitik dan Pertanian: Menjaga Stabilitas Harga Pangan di Indonesia

20 Mei 2024   09:34 Diperbarui: 20 Mei 2024   09:40 233 0
Geopolitik dan pertanian adalah dua aspek yang saling berkaitan dan memiliki dampak signifikan terhadap stabilitas harga pangan di Indonesia. Ketegangan geopolitik global, seperti perang dagang, konflik bersenjata, dan perubahan kebijakan ekonomi negara-negara besar, dapat mempengaruhi rantai pasokan dan harga pangan internasional. Bagi Indonesia, sebagai negara agraris yang bergantung pada impor dan ekspor pangan, menjaga stabilitas harga pangan adalah tantangan yang kompleks dan memerlukan pendekatan yang holistik.Dalam beberapa tahun terakhir, berbagai peristiwa geopolitik telah mempengaruhi harga pangan global. Perang dagang antara Amerika Serikat dan China, misalnya, telah menyebabkan fluktuasi harga komoditas pertanian seperti kedelai dan jagung. Konflik di Timur Tengah dan ketegangan di Laut China Selatan juga mempengaruhi harga minyak, yang berdampak pada biaya produksi pertanian karena meningkatnya harga bahan bakar dan pupuk.

Indonesia, yang mengimpor beberapa komoditas pangan utama seperti gandum dan kedelai, merasakan dampak langsung dari fluktuasi harga global ini. Kenaikan harga impor dapat menyebabkan kenaikan harga pangan di dalam negeri, yang pada akhirnya mempengaruhi daya beli masyarakat dan stabilitas ekonomi secara keseluruhan.

Untuk menghadapi tantangan geopolitik dan menjaga stabilitas harga pangan, Indonesia perlu menerapkan beberapa strategi berikut:
1. Diversifikasi Sumber Impor

Diversifikasi sumber impor adalah langkah penting untuk mengurangi ketergantungan pada negara-negara tertentu dan mengurangi risiko fluktuasi harga. Dengan mencari sumber alternatif dari berbagai negara, Indonesia dapat memastikan pasokan pangan yang lebih stabil dan mengurangi dampak negatif dari ketegangan geopolitik di satu wilayah tertentu.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun