Mohon tunggu...
KOMENTAR
Filsafat Artikel Utama

Matahari Tak Pernah Ingkar Janji

3 Juli 2010   23:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:06 999 0
[caption id="attachment_183830" align="alignleft" width="300" caption="Matahari Illustrasi: www.ph.surrey.ac.uk/astrophysics."][/caption] Untuk selalu memberikan cahayanya bagi alam semesta dan seisinya. Memberikan kehangatan yang menjadikan kehidupan terus ada. Tanpa pernah meminta balasan, tanpa pernah juga berhenti berpijar. Matahari memang tak pernah ingkar janji untuk senantiasa memberikan terang dalam gelap dan menjadikan di dalam gelap pun selalu ada terang.

Saat fajar menyingsing di ufuk timur, langit yang tadinya gelap berubah menjadi merah keemasan. Kehidupan berbaris menyaksikan keindahannya dan menantikan kehangatan sinar dan cahaya di tengah kumandang sabda yang terdengar dan terasa di dalam hati. Burung-burung pun turut bernyanyi dan bunga-bunga pun membuka kelopaknya. Manusia pun terjaga dan memulai hari yang baru.

Membayangkan kehidupan yang dimulai saat pagi tiba seperti melihat semut yang sibuk hilir mudik ke sana ke mari mencari makanan untuk dibawa pulang ke dalam sarangnya dan kembali lagi ke luar untuk mencari lagi dan terus saja dan terus. Betapa bersyukurnya semut bila matahari bersinar. Mereka bisa bekerja dan makanan pun menjadi berlimpah. Tidak perlu khawatir sarang akan tergenang dan hancur oleh air yang menggenang. Tidak perlu juga takut harus hanyut dan tenggelam. Bagaimana dengan manusia?!

Matahari terus bersinar sepanjang hari. Dalam badai dan hujan pun matahari tetap terus berusaha untuk memberikan sinarnya. Mencoba menghalau semua kegelapan yang menyelimuti dengan kehangatan yang diberikannya. Meskipun seringkalu membutuhkan waktu yang lama untuk memulihkan semuanya, namun matahari pantang untuk menyerah. Dia pasti akan datang kembali dan kembali lagi untuk membuat semuanya menjadi lebih baik lagi.

Menjadi matahari tidaklah mudah. Diperlukan cinta dan ketulusan yang sangat luar biasa dan komitmen serta kerja keras yang sangat keras. Tidak bisa setengah-setengah atau separuh-separuh. Mengabdikan diri kepada yang telah menjadikan dan memberikannya semua berkat dan rahmat yang diterimanya itu untuk kemudian diberikan kembali kepada semuanya agar menjadi sesuatu yang bermanfaat dan berarti dalam kehidupan.

Angin yang bertiup dengan sangat kencang tidak menjadikannya alasan untuk berhenti bersinar. Meskipun berat namun ini tidak menghalanginya untuk terus mundur dan menyerah. Justru semua ini menambah semangatnya untuk bisa memberikan lebih banyak lagi dan lebih banyak lagi. Matahari tak pernah ingkar janji. Dia selalu ingin memberikan yang terbaik yang bisa diberikan olehnya.

Bahkan saat matahari harus kembali ke peraduannya, dia telah menitipkan cahaya dan sinarnya pada rembulan. Membuat malam yang gelap tetap menjadi ada terang. Dingin pun masih ada kehangatan. Keindahan malam pun menjadi semakin terasa saat rembulan menampakkan seluruh dirinya. Matahari memberikannya cahaya yang penuh agar rembulan bisa semakin cantik dan benderang.

Saat semua mata tertutup dan hati pun kacau balau tak karuan, matahari selalu berusaha memberikan jalan untuk mengembalikan semua keadaan menjadi lebih baik lagi. Selalu saja ada cara yang diambil dan ditempuhnya untuk menyelesaikan segala masalah yang ada. Dia tidak ingin yang lain susah dan bersedih serta larut dalam duka. Matahari selalu ingin semuanya menjadi tersenyum dan senantiasa bahagia. Dia ingin matahari-matahari lain juga tumbuh dan bisa bersinar dengan terang.

Matahari menyediakan banyak sekali untuk kehidupan. Lihatlah dedaunan dan rumput yang hijau. Bunga-bunga yang bermekaran di taman. Mereka bisa menjadi indah karena matahari membantu mereka untuk bisa tetap bertahan hidup. Tanpa matahari, semuanya menjadi layu dan mati. Tak ada yang bisa hidup ataupun berkembang. Tulang-tulang pun menjadi mudah hancur dan keropos. Berdiri dengan tegak pun tak ada yang mampu. Sakit dan susah selalu akan hinggap bila matahari tak pernah ada.

Kita sering sekali melupakan bahwa semua pencapaian yang kita peroleh bukanlah berarti itu sepenuhnya dilakukan oleh diri sendiri. Kita cenderung meremehkan yang lain yang justru membuat kita menjadi kerdil. Manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu dengan yang lainnya. Tidak perlu membayangkan orang lain yang telah banyak membantu kita dalam mencapai posisi dan kedudukan, bayangkan saja bila tidak ada tukang sampah, tidak ada tukang sayur, tidak ada tukang sapu jalan. Apa yang akan terjadi?! Apakah kita bisa melakukan semuanya benar-benar sendiri?! Bahkan untuk tinggal di dalam hutan pun kita tidak bisa sendiri. Ada pepohonan dan binatang yang membantu kita tetap bisa bertahan hidup. Bukankah ini semua sepatutnya selalu kita ingat dan kita syukuri?!

Bila saja manusia mau memanfaatkan matahari dengan cara yang baik, bumi ini tidak perlu harus menjadi kotor dan rusak. Energi yang diberikannya secara percuma, bisa dimanfaatkan oleh manusia untuk menjalankan kehidupan dalam keseharian. Tidak perlu ada yang harus dirusak ataupun dihancurkan. Cukup dengan menyimpan apa yang diberikan oleh matahari dan kemudian digunakan kembali. Udara pun tetap menjadi bersih dan terjaga, tenaga manusia untuk mencari nafkah untuk membayar dan membeli pun bisa dimanfaatkan untuk hal lain yang lebih dibutuhkan.

Matahari tidak pernah meminta balasan namun matahari selalu menyediakan dirinya untuk dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Apapun yang bisa diberikannya pasti akan diberikan selama itu memang bisa menjadi sesuatu yang berguna dan bermanfaat bagi kehidupan dan masa depan. Justru malah kita yang seringkali tidak berterima kasih dan selalu merasa yang ”paling”. Lupa bahwa semua itu berawal dari cinta dan kasih sayang. Kita malah justru sibuk untuk benar-benar memanfaatkannya untuk kepentingan pribadi dan untuk memuaskan hasrat dan nafsu sendiri. Bukan untuk kepentingan bersama meskipun mengatasnamakan kepentingan bersama. Bukankah begitu?!

Matahari terkadang begitu menyengat dan membakar dengan sebegitu ganasnya. Apakah itu semua karena memang dia sedang marah dan murka?! Matahari tidak pernah marah dan murka. Semua yang dilakukannya adalah yang terbaik yang bisa diberikannya. Siklus di dalam perputaran dunia memang ada masa dan waktunya. Ditambah lagi dengan segala kerusakan yang dilakukan oleh manusia membuat siklus di dalam perputaran waktu ini semakin cepat. Bumi dan dunia ini harus terus menerus mengobati dan menyembuhkan diri. Tidak lain dan tidak bukan, demi dan untuk kelangsungan kehidupan di masa mendatang. Agar semuanya menjadi lebih baik dan lebih baik lagi.

Marah dan kesal adalah sesuatu yang wajar bila memang ada sesuatu yang tidak baik dan tidak benar. Tidak berarti juga marah dan kesal itu harus menjadi sesuatu yang negatif bila mau dimaknai sebagai sebuah introspeksi terhadap apa yang telah dipikirkan dan diperbuat sebelumnya. Sama-sama mau mencoba melihat kembali semuanya dari awal dan selama proses serta perjalanan agar kemudian bisa dipikirkan bersama apa yang sebaiknya dilakukan. Itu bila memang ingin ada perbaikan dan bila memang menginginkan yang lebih baik. Kalau terus saja berkutat pada ego dan keinginan pribadi, semua masalah tidak akan pernah bisa diselesaikan dengan baik.

Matahari tidak pernah ingkar janji. Matahari selalu ada dan selalu memberikan sinar dan cahayanya. Sekarang semua tergantung kepada kita semua, bagaimana kita mau mensyukuri semua ini dan membantu membuat kehidupan kita kini dan di masa depan menjadi lebih baik lagi. Benarkah kita memang sudah menjadi matahari atau kita memang hanyalah bayangan yang ingin menjadi matahari?!

Jadilah matahari dan janganlah pernah ingkar janji. Selalulah bersinar dan memberikan cahaya. Terangilah kegelapan dan berikanlah terang dalam gelap.

Semoga bermanfaat!!!

Salam Kompasiana,

Mariska Lubis

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun