Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Meraih Puncak Kepuasan Bercinta

7 Februari 2010   23:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:02 5853 0
[caption id="attachment_70063" align="alignleft" width="300" caption="Illustrasi: Google"][/caption] Selalu ditanyakan. Selalu dicari tahu. Bagaimana cara mendapatkannya? Apa yang harus dilakukan? Wajarlah, ya?! Siapa juga yang tidak mau?! Dahsyat banget, sih, rasanya!!! Mengalahkan segala kenikmatan lainnya yang ada. Benar-benar puas!!! Di balik selimut kala matahari sedang bersinar terang, sepasang kekasih sedang asyik meluapkan segala rasa cinta yang ada. Bersatu padu dalam sebuah sarang yang penuh dengan cinta. Berdua mendaki gunung, menelusuri bukit, dan menyeberangi samudra cinta. Meraih puncak kenikmatan bersama dengan penuh cinta. "Rindu!!!" "Sama!!! Rindu!!!" "Ingin!!!" "Banget!!!" "Sayang." "Cinta." "Sayaaaaanggggg!!!" "Cintaaaaaaaaaaa!!!" Pffffuihhh!!! Lemas!!! Lunglai!!! Lega!!! Ngantuk, deh!!! Tidur. Pulas. Banget!!! Kok, bisa, ya?! Hehehe.... Bercinta memang harus begitu. Kalau tidak sampai begitu, berarti belum sampai pada puncak yang tertinggi. Masih pada puncak yang lebih rendah. Masih belum juga memberikan rasa yang luar biasa dahsyatnya itu. Asyik juga, sih, tapi kurang nendang!!! Kurang gimana gitu?! Ya, nggak?! Daripada bingung selalu mencari tahu bagaimana caranya, coba, deh, melakukan yang satu ini: "Mendaki dengan adrenalin, menelusuri dengan libido, menikmati dengan endhorphine".  Maksudnya, jadikanlah selalu saat bercinta sebagai sebuah tantangan menarik untuk melakukan sebuah aktivitas yang penuh dengan cinta. Kemudian, jelajahi permainan bercinta bersama dengan pasangan. Sama-sama saling menikmati. Sama-sama saling mencumbu. Penuh hasrat dan gelora bercinta. Melakukan berbagai permainan bercinta. Tidak hanya yang itu-itu terus dan monoton. Sampai kemudian mencapai sebuah puncak di mana kenikmatan itu sudah tidak bisa diucapkan dengan kata-kata lagi. Tubuh seperti melayang. Tenang banget. Bila kegiatan bercinta dilakukan dengan demikian, maka stres pun dengan sendirinya akan berkurang. Pikiran akan menjadi lebih ringan. Hati pun lebih lapang. Sudah bisa dipastikan, mereka yang bercinta sampai dengan mencapai puncak kepuasan, akan lebih bahagia. Jarang ada marah. Jarang pula ada benci. Lebih banyak cinta, kasih, dan sayang. Itu dapat dipastikan. Negara kita sekarang ini sedang terisi penuh dengan adrenalin. Bahkan kalau saya bilang, sih, sedang dalam puncak tertinggi. Semuanya merasa resah dan tidak tenang. Stres pun meningkat tajam. Tantangan demi tantangan terus bermunculan. Tidak pernah ada henti-hentinya. Makanya, masalah pun tidak pernah habis-habis. Selalu saja ada. Libido sebetulnya juga sudah mulai naik, sayangnya masih dalam tahap awal. Soalnya, permainannya belum ketemu yang pas. Semuanya masih saling mencari. Sama-sama belum terlalu menikmati. Masih dalam tahap saling menjajaki. Tidak apa-apa. Semakin dicari akan semakin naik libido itu. Nanti juga akan bertemu sendiri caranya. Sampai kemudian, libido pun mencapai tingkat yang paling tinggi. Permainan bercinta pun dimulai. Bila sudah bercinta dan mencapai titik puncaknya, pastilah kemudian, si endorphine keluar. Rasa tenang dan nyaman akan menyelimuti negara ini. Tidak ada lagi susah. Tidak ada lagi resah. Yang ada hanya damai dan makmur. Indah banget, kan? Endorphine ini, sangat membuat ketagihan. Persis seperti candu. Selalu ingin lagi ingin lagi. Semakin lama, semakin banyak dosisnya. Tidak peduli siang atau pun malam. Pagi ataupun sore. Kapanpun jadi!!! Makanya, jadi semakin sering bercintanya. Kalau sudah begini, semakin besar pula rasa tenang dan nyaman itu. Nah, sekarang sudah tahu, kan, ya?! Ada yang mau menikmati puncak kepuasan itu?! Pasti mau semuanya, ya! Yuk, kita sama-sama bercinta dengan penuh cinta dan dengan cara yang benar. Kita sama-sama meraih puncak kepuasan itu agar kita sama-sama bisa menikmati juga hasilnya. Yuuukkkk!!!! Semoga bermanfaat!!! Salam Kompasiana, Mariska Lubis Ikuti juga tulisan ANDY SYOEKRY AMAL, "ADA JIN DI BALIK TABUNGAN PETANI Rp 13 TRILIUN" di SINI

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun