Mohon tunggu...
KOMENTAR
Healthy

Perempuan Pemerhati Mr. "P" Angkat Bicara

26 Februari 2010   00:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:44 9119 0
[caption id="attachment_80108" align="alignleft" width="201" caption="www.faqs.org/photo-dict/photofil...nana.jpg"][/caption] Biar tidak hanya diperhatikan saja. Biar tidak juga hanya dinikmati saja. Harus juga angkat bicara, dong! Soalnya, banyak bange gosip dan mitos soal yang satu ini. Jadinya malah nggak jelas!!! Mr. "P" bisa jadi korban kalau kayak begini terus terusan. Siapa pemilik Mr. "P" yang selalu merasa risau dengan "adik kecil" yang satu itu?! Selalu merasa kurang besar. Selalu merasa kurang hebat. Kurang "pancen oye"!!! Hahaha.... Pasti banyak, kan?! Ngaku sajalah!!! Perempuan yang satu ini tidak bisa dibohongi untuk urusan yang satu itu. Menurut saya, satu hal yang paling menyebalkan dari mereka yang tidak mau mengakuinya adalah kemudian menjadi seorang pembohong besar. Mengaku sangat jantan dan hebat, tetapi sebenarnya punya banyak masalah seksual. Kerjanya jadi jajan sana, jajan sini. Kawin sana, kawin sini. Mencoba menunjukkan kejantanan lewat perilaku yang sangat memprihatinkan. Padahal ini tidak akan menyelesaikan masalah, malah justru menambah masalah. Kejantanan bukan terletak dari kehebatannya melakukan hubungan seksual, tetapi pada kemapuannya untuk menjadi seorang pecinta yang ulung!!! Beberapa waktu yang lalu, saya on air di sebuah radio swasta di Jakarta bersama dengan produsen kondom ternama. Yang dibicarakan adalah tentang ukuran ideal Si Mr. "P". Sebuah topik yang ternyata memang masih saja terus dinantikan. Selalu menarik dan selalu menjadi perhatian. Banyak sekali telpon maupun SMS yang masuk saat itu, untuk bertanya bagaimana memperbesarnya. Ck ck ck.... Memangnya mau sebesar apa, sih?! Kalau besar ada jaminan lebih asyik gitu?! Nggak juga, deh!!! Ukuran ideal Mr. "P" adalah antara  4 cm sampai dengan 15 cm saat ereksi total. Kok, 4 cm?! Hehehe.... Ini sudah cukup, kok!!! Soalnya, sudah bisa mencapai G-Spot di dalam vagina yang letaknya berkisar antara 1 cm sampai dengan 3 cm dari pintu masuknya. Makanya, biarpun cuma 4 cm, sudah bisa, dong, mencapainya?! Jadi, nggak perlu takut dan tidak percaya diri!!! Bisa!!! Bisa banget!!! Kalau ukurannya kurang dari itu, ini baru masalah. Konsultasilah dengan dokter mengenai masalah ini. Barangkali memang harus ada yang dibenahi. Sering juga karena kelebihan berat badan atau karena tertutup timbunan lemak pada pangkalnya, sehingga harus dilakukan tindakan. Sekedar informasi, setiap berat badan turun 10 kg, panjangnya bertambah 0,5 cm. Ini berlaku bagi mereka yang kelebihan berat badan, ya!!! Makanya, olah raga, ya!!! Jika ukurannya lebih dari 15 cm, harus diperhatikan juga posisi saat melakukan hubungan seksual. Salah posisi akan menyebabkan pasangan merasa tidak nyaman dan bahkan kesakitan. Memang jadi terbatas, sih!!! Tapi ini untuk menjaga agar tidak menjadi masalah yang lebih buruk lagi. Toh, yang penting tujuannya bisa tercapai dengan cara yang sehat. Iya, kan?!  Ngomong-ngomong, masih mau sebesar ini?! Jadi ingat penggaris, deh!!! Pasti banyak pembaca pria yang segera mengambil penggaris untuk dijadikan alat ukur seberapa panjang "adiknya" itu. Di depan kaca pula ngukurnya. Hehehe.... Hanya untuk memastikan, ya, ukurannya sesuai!!! Hahaha.... Jangan bilang sialan, ya!!! Kalau mau ukur, ukur sajalah!!! Banyak juga yang tidak mempermasalahkan ukuran karena katanya, tergantung dari goyangannya. Iya, kan?! Ini juga tidak sepenuhnya benar. Bukan masalah goyangannya tetapi pada kerja samanya. Kan, dilakukan dalam satu tim. Makanya, para pemainnya harus saling bekerja sama, dong!!! Kalau tidak bisa bekerja sama dengan baik, kapan bisa menang?! Yang ada malah kalah dan ribut melulu!!! Memangnya enak?! Setiap pasanan harus mau untuk sama-sama melakukan ekspolarasi bersama. Biar sama-sama tahu apa yang paling sesuai dan yang paling pas untuk dua-duanya. Jangan hanya mau enaknya sendiri saja!!! Dua-dua harus bisa sama-sama menikmati, dong!!! Lagipula, lebih enak bareng-bareng daripada sendirian. Lebih memuaskan hasilnya!!! Ini termasuk untuk urusan jangka waktu dan frekuensinya, ya!!! Sangat disarankan untuk melakukan hubungan seksual minimum 2 kali seminggu untuk pasangan yang telah menikah. Tujuannya untuk menjaga kesehatan sekaligus menjaga keharmonisan rumah tangga. Untuk urusan ejakulasi dini dan kurang kerasnya Si Mr. "P" ini, paling banyak adalah karena faktor psikologis. Ya, itu dia, karena kurang percaya diridan atau merasa tertekan serta stress yang tidak kunjung selesai. Tak sedikit juga yang karena merasa bersalah akibat sering berbuat tidak jujur, baik terhadap diri sendiri maupun pasangan dan orang lain. Masalah yang disebabkan oleh faktor biologis, biasanya karena menderita penyakit kronis. Bisa karena darah tinggi, diabetes, kolesterol tinggi, sakit jantung, penyakit kelamin, dan lain sebagainya.  Harus segera konsultasi dengan dokter untuk bisa segera ditangani dengan baik. Satu lagi, nih!!! Jangan pernah mencoba-coba untuk mengatasi masalah dengan cara singkat dan mudah namun sangat berbahaya. Harga yang dipertaruhkan tidak sebanding dengan apa yang diterima. Salah-salah bisa berpulang mendadak atau harus diamputasi karena terkena priapismus (tidak mau turun-turun!!!). Belum lagi kalau harus jadi impotensi permanen. Mau?! Rugi banget!!! Jangan sok tahu, ya!!! Jangan juga termakan iklan ataupun gosip!!! Tanyakan yang benar kepada ahlinya!!! Perempuan pemerhati Mr. "P" sudah bicara banyak. Jangan sampai busa di mulutnya ini hanya untuk dibuang dan dilupakan begitu saja, ya!!! Ini demi kepentingan bersama, kok!!! Untuk apa bicara banyak bila tidak ada manfaatnya juga. Semoga bisa memberikan arti dan manfaat tersendiri!!! Salam Kompasiana, Mariska Lubis (Kunjungi kami di SINI) Baca juga 10 Artikel Pilihan Lainnya:

  1. Presiden SBY Nggak Laki?
  2. Guling-Guling Goyang Gelinjang
  3. Air Mata si Buaya
  4. Mariska Lubis, Menemukan Tuhan di Buku Seks
  5. Menemukan Tuhan Lewat Seks
  6. Gila! ML Berjamaah buat Cetak Rekor Dunia
  7. Wow! Bu Bupati dan Pak Wakil Selingkuh?
  8. Duh! 62,7 % Siswi Sudah tak Perawan?
  9. Seks dan Kopi Hangat
  10. Sensualitas Politik
  11. Koalisi Pecah Kongsi, SBY Bunuh Diri?
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun