[caption id="" align="alignleft" width="165" caption="MARISKA LUBIS"][/caption]
KESANNYA jantan
banget. Kalau perempuan heboh
banget. Coba saja jadi pasangannya! Kalau
nggak ikutan gila?! Seks maniak dalam ilmu psikologi, kan, termasuk kelainan jiwa.
Boro-boro digila-gilai, dibilang gila iya. Dan gilanya lagi, bisa membuat pasangan jadi gila juga. Seorang ibu yang sudah berumur akhirnya memilih jalan pintas untuk mengakhiri hidupnya dengan meminum racun serangga. Alasannya? Dia merasa sudah tua dan sudah memasuki usia
menopause sehingga tidak mampu lagi melayani suaminya yang sehari harus dilayani paling tidak tiga kali sehari. Sudah seperti minum obat saja!!! Kalau tidak diminum, kumat,
deh!!! Jadi uring-uringan, marah-marah, dan buntutnya melakukan kekerasan dengan memukul atau menendang.
Sakit!!! Seorang wanita cantik, sebut saja Ria, mengaku ingin bercerai dengan suaminya karena sudah tidak tahan lagi melayani nafsu seksual sang suami. Soalnya, si suami itu, sama juga, sehari minimal minta dilayani. Yang lebih parah lagi, benar-benar harus dilayani!!! Posisi istri harus di atas terus dan yang “bekerja. Sementara sang suami hanya diam menikmati. Gila, ya!!! Mau enaknya saja!!! Capek
ogah, puas harus!!! Lain lagi dengan seorang pria muda ganteng dan terkenal, kita panggil saja dia Denny. Dia cerita kalau dia sudah tidak bisa lagi menikmati hubungan seksual dengan pasangannya lantaran sudah merasa seperti terpaksa. “Nggak ada nikmatnya sama sekali, deh, Mbak!” , katanya, “Masa saya dipaksa terus pagi, siang, malam, pokoknya setiap kali saya dan dia di rumah, harus terus saja berhubungan. Capek,
kan?”. Bukan capek lagi,
cuapeeekkkk banget kali!!! Kenapa,
sih, orang bisa jadi seks maniak??? Bawaan dari sananya atau memang ada yang salah dengan otaknya?
Ggggoooooddd questions!!! Ada banyak faktor yang menyebabkan seseorang menjadi seorang seks maniak. Salah satunya adalah keinginan untuk bisa “eksis” atau mendominasi yang terpendam dan tidak bisa disalurkan di jalur yang tepat. Pikirannya kemudian terganggu dan menyalurkannya ke kegiatan yang bernama seks. Seorang pria, dengan keegoan lelakinya, merasa kalah dengan para “pesaingnya” di luar sana bisa memicunya menjadi seorang seks maniak. Begitu juga dengan perempuan yang di keluarga dan lingkungan sekitarnya sering “tidak dianggap”, diremehkan, dianggap kecil, dan selalu didominasi oleh orang lain. Rasa berontak yang ada di dalam dirinya itu akhirnya disalurkan lewat seks. Jadilah dia seorang seks maniak. Kan, dia merasa jadi bisa mendominasi?! Yah, menutupi kekuranganlah intinya. Bisa juga karena kesepian. Rasa sepi yang menghantui dirinya, akhirnya diisi dengan seputar seks, yang juntrungannya mendorong hasrat seksualnya menjadi tinggi.
Libido-nya jadi tidak terbendung dan sudah tidak bisa lagi mengontrol diri. Awalnya, sih, mungkin tidak terlalu parah, tetapi semakin lama semakin meningkat seiring pertambahan rasa kesepian. Kenapa rasa kesepiannya bertambah? Soalnya tidak diobati!!! Seks, kan, tidak mengobati kesepian. Hanya memberikan kenikmatan sesaat saja bagi mereka yang tidak menggunakan perasaan. Jadi, deh, pikiran seksnya semakin hari kian terus merongrong. Akhirnya, ya, jadi maniak, deh! Ada lagi karena tidak merasa tenang jiwa dan pikirannya. Penyalurannya, ya, lewat seks itu. Soalnya, setiap kali “puas” ada hormon penenang yang dikeluarkan dari dalam tubuh yang disebut dengan
endorphine. Persis seperti orang kecanduan narkoba,
nagih terus….!!! Apa, ya ciri-ciri orang pengidap kelainan seks ini selain ingin berhubungan intim terus??? Ciri-ciri pengidap kelainan seksual ini antara lain: Suka banget dengan hal-hal yang berbau pornografi, seperti nonton film porno, baca majalah porno,
browsing situs porno, baca stensilan, pokoknya selama itu porno, dia suka
banget. Bukan sekali-kali, tapi sudah
obses dengan pornografi! Sudah seperti kewajiban,
deh!!! Suka mempertontonkan atau memperlihatkan kemaluannya atau kegiatan seksual yang dilakukannya.
Exhibitionist gitu, lho!!! Sering banget melakukan masturbasi. Nggak peduli habis melakukan hubungan intim, sebelum dan sesudahnya pun bisa masturbasi lagi. Mau di kantor, di rumah, di mobil,
nggak peduli!!! Pokoknya harus!!! Suka banget dengan yang namanya
chatting esek-esek atau telpon
esek-esek. Tagihan telpon? Mana
dipikirin??? Punya banyak selingkuhan dan atau punya banyak istri. Tidak lagi mengindahkan yang namanya cinta atau rasa. Murni karena untuk kepuasan seksual saja. Tidak bisa mengendalikan diri dengan harus melakukan seks kapan saja, di mana saja, dengan siapa saja. Kalau dengan pasangan sendiri, sih, boléhlah, dengan catatan pasangannya juga masih sanggup dan mampu. Tapi kalau sudah ke mana-mana, jajan di mana-mana, dan tidak mengindahkan lagi faktor resiko dan penyakit kelamin, harus benar-benar diwaspadai. Soalnya, biasanya,
nggak bisa,
tuh!!! Nah, bagi yang merasa, sebaiknya segera pergi ke dokter jiwa atau psikolog, ya! Kelainan ini bukan tidak bisa disembuhkan. Bisa
banget!!! Memang butuh keinginan kuat dari diri sendiri untuk mau sembuh dan juga dorongan dari pasangannya untuk membantu agar penderita kelainan seks ini bisa sembuh. Terapinya bisa dengan menggunakan obat, bisa juga dengan terapi kejiwaan lainnya. Bagi yang memiliki kecenderungan ke arah sana,
please, pergi juga, ya!!! Sebelum terlambat, lho!!! Nanti lebih repot lagi kalau sudah beneran sakit!!!
(asa) Salam Kompasiana,
MARISKA LUBIS. Kunjungi Kami di:
www.mariskalubis.com
KEMBALI KE ARTIKEL