Mohon tunggu...
KOMENTAR
Horor

Horor, Panggilan dari Kegelapan

15 Agustus 2024   22:23 Diperbarui: 15 Agustus 2024   22:24 16 2
Panggilan dari Kegelapan

Reza, seorang mahasiswa yang baru saja kehilangan ibunya, terkejut ketika menerima warisan yang tak terduga: sebuah rumah tua yang terletak di pinggiran kota kecil. Rumah itu dulunya milik neneknya, seorang wanita yang dikenal misterius dan jarang berinteraksi dengan orang lain. Reza tidak pernah tahu bahwa keluarganya memiliki properti seperti itu, dan dia memutuskan untuk mengunjungi rumah tersebut, penasaran dengan apa yang mungkin disembunyikan oleh keluarganya.

Ketika Reza tiba di rumah tua itu, dia disambut oleh suasana suram. Rumah itu tampak seperti ditinggalkan selama bertahun-tahun. Dindingnya penuh dengan retakan, cat yang terkelupas, dan jendela-jendela yang berdebu. Saat Reza masuk, udara dingin menyelimutinya, dan dia merasakan sesuatu yang tidak bisa dijelaskan---sebuah perasaan bahwa rumah ini bukan sekadar bangunan tua.

Pada malam pertama di rumah itu, Reza mulai mendengar suara-suara aneh. Suara langkah kaki terdengar dari lantai atas, pintu yang tertutup sendiri, dan bisikan-bisikan yang terdengar dari dinding. Reza mencoba mengabaikan hal ini sebagai imajinasi semata, tetapi suara-suara itu semakin lama semakin jelas dan intens.

Saat menjelajahi rumah, Reza menemukan sebuah ruangan yang tampak terkunci selama bertahun-tahun. Di dalamnya, dia menemukan buku harian neneknya yang berisi catatan tentang berbagai kejadian aneh yang terjadi di rumah tersebut. Dari catatan itu, Reza mengetahui bahwa neneknya adalah bagian dari sekte kuno yang berhubungan dengan dunia gaib. Sekte ini melakukan berbagai ritual yang membuka pintu menuju kegelapan, dan tampaknya, pintu itu belum sepenuhnya tertutup.

Pada malam berikutnya, teror mulai benar-benar terasa. Reza melihat bayangan-bayangan yang bergerak sendiri di lorong, mendengar suara tawa menyeramkan, dan merasakan kehadiran yang mengintai di sekelilingnya. Puncaknya adalah ketika Reza mendengar suara neneknya memanggil namanya dari lantai atas, meskipun neneknya sudah lama meninggal.

Dengan perasaan takut dan penasaran, Reza mengikuti suara itu hingga ke kamar neneknya. Di sana, dia menemukan sebuah cermin besar yang tampaknya menjadi pusat dari segala hal aneh di rumah ini. Cermin itu tampak berkilauan dengan cahaya aneh, dan dari dalamnya, Reza melihat bayangan neneknya yang memperingatkannya untuk pergi sebelum terlambat.

Reza menyadari bahwa cermin itu adalah portal menuju dunia lain, dunia di mana roh-roh jahat yang dipanggil oleh sekte neneknya masih berkeliaran. Semakin lama dia berada di rumah itu, semakin kuat pengaruh cermin tersebut. Reza mulai mengalami mimpi buruk yang mengerikan, di mana dia terperangkap di dalam cermin bersama makhluk-makhluk mengerikan.

Dengan bantuan buku harian neneknya, Reza menemukan bahwa satu-satunya cara untuk menghentikan teror ini adalah dengan melakukan ritual penutupan yang dilakukan oleh neneknya bertahun-tahun lalu. Namun, ritual itu berisiko besar. Jika salah sedikit saja, Reza bisa terperangkap selamanya di dalam cermin.

Reza mempersiapkan segala sesuatu untuk ritual penutupan, meskipun dia tahu bahwa ini mungkin menjadi malam terakhirnya. Saat tengah malam tiba, cermin itu mulai bergetar, dan bayangan-bayangan mulai keluar dari dalamnya, mencoba menyeret Reza ke dalam. Dengan rasa takut yang membuncah, Reza memulai ritual, membaca mantra dari buku harian neneknya.

Di tengah-tengah ritual, cermin itu mulai pecah, dan suara-suara mengerikan memenuhi ruangan. Bayangan-bayangan itu semakin mendekat, dan Reza merasa dirinya hampir tertarik masuk ke dalam cermin. Namun, dengan kekuatan terakhirnya, dia berhasil menyelesaikan ritual tersebut.

Ketika cermin itu hancur, semua teror berhenti. Rumah itu kembali sunyi, dan kehadiran gelap yang menghantui Reza pun menghilang. Namun, Reza menyadari bahwa ada harga yang harus dia bayar. Meskipun dia berhasil menghentikan teror tersebut, dia merasa ada bagian dari dirinya yang hilang, tertinggal di dalam cermin yang telah hancur itu.

Dengan perasaan campur aduk antara lega dan kehilangan, Reza meninggalkan rumah itu, bertekad untuk tidak pernah kembali. Namun, saat dia pergi, bayangan-bayangan di rumah itu tampak mengawasi kepergiannya, seolah-olah masih ada sesuatu yang menunggu untuk dibebaskan.

Beberapa bulan setelah kejadian itu, Reza mencoba kembali ke kehidupan normalnya. Namun, dia mulai menyadari bahwa ada sesuatu yang salah. Kadang-kadang, dia masih melihat bayangan dari sudut matanya, merasakan kehadiran yang tidak terlihat, dan mendengar suara-suara yang memanggilnya dalam tidur.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun